SITUATION REPORT
RESPON
BENCANA BANJIR
KABUPATEN
PANDEGLANG, BANTEN
DIVISI
RELIEF DOMPET DHUAFA
12
– 13 JANUARI 2013
I. Informasi Kunci
- Kabupaten Pandeglang yang berada pada 60
21’ – 70 10’ Lintang Selatan (LS) dan 1040 48’ – 1060 11’ Bujur Timur (BT) terlatak
di Provinsi Banten dan berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten
Lebak di timur, serta Samudera Indonesia di barat dan selatan.
- Banjir terjadi mulai dari tanggal 29
Desember 2012 hingga 13 Januari 2013. Dalam rentang waktu tersebut, banjir
sempat surut dua kali, namun ketinggian air meningkat lagi pada tanggal 9
Januari 2013.
- Lokasi banjir yang
terjadi di Kabupaten Pandeglang terdapat di tiga kecamatan, yaitu Patia,
Pagelaran, dan Sukaresmi.
II. Gambaran Situasi
Kabupaten Pandeglang terletak di
Provinsi Banten dan terdiri dari 36 kecamatan. Dari ke-36 kecamatan tersebut,
terdapat tiga kecamatan yang terkena banjir, yaitu Patia, Pagelaran, dan
Sukaresmi. Kecamatan Patia terdiri dari 10 desa dengan lokasi terparah, yaitu
Desa Idaman, Surianeun, Cimoyan, dan Ciawi berdasarkan informasi dari
masyarakat sekitar. Kecamatan Pagelaran terdiri dari 12 desa dengan lokasi
terparah, yaitu Desa Tegalpapak, Pagelaran, dan Sukadame. Kecamatan Sukaresmi
terdiri dari 9 desa dengan lokasi terparah, yaitu Desa Sukaresmi, Cibungur,
Cikuya, dan Perdana. Total kerugian di tiga kecamatan tersebut per tanggal 12
Januari 2013 mencapai 4.856 KK, 6.714 Ha sawah, dan 801 Ha ladang (Data Wilayah
yang Terkena Bencana Alam Banjir KORAMIL Pagelaran).
Menurut informasi dari masyarakat
sekitar, banjir di tiga kecamatan tersebut sudah menjadi hal yang rutin setiap
tahunnya. Penyebabnya adalah lokasi kecamatan yang berdekatan dengan sungai
Cilemer yang menjadi hilir dari sungai-sungai lain sebelum menuju ke laut.
Selain itu, di beberapa titik, letak sungai lebih tinggi dibandingkan dengan
pemukiman warga. Namun, ketinggian banjir kali ini jauh lebih meningkat
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini diperparah karena
adanya bendungan yang berfungsi sebagai pencegah banjir belum selesai dibangun
dan jebol.
Salah satu desa terparah adalah Desa
Surianeun yang berada di kecamatan Patia. Desa Surianeun berada tepat di sisi
sungai Cilemer dan letak pemukimannya lebih rendah dibandingkan sungai
tersebut. Antara sungai dan pemukiman terdapat jalur masuk air yang menyebabkan
banjir tidak kunjung surut hingga saat ini. Akibat banjir, akses menuju desa
tersebut terputus dan hanya bisa dijangkau melalui jalur air dengan perahu.
Hingga tanggal 12 Januari 2013, ketinggian air masih mencapai sekitar 40 - 50
cm. Sekitar 150 KK mengungsi ke daerah yang aman di dekat jembatan.
Lokasi terparah lainnya adalah Kampung
Bojong Kondang, Desa Sukadame, Kecamatan Pagelaran. Di beberapa titik,
ketinggian air dapat mencapai sekitar 120 cm - 180 cm. Jumlah pengungsi dari
desa ini sebanyak 840 jiwa. Sebanyak 20 rumah dan 1 madrasah rusak akibat
tekanan air saat banjir dan butuh perbaikan.
Dampak dari banjir di tiga kecamatan ini
adalah rusaknya jalan, robohnya rumah-rumah yang terbuat dari bilik bambu/kayu,
berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan batuk, sulitnya akses air bersih,
serta padamnya listrik selama bebrapa hari. Selain itu, padi dan gabah yang
dimiliki warga terendam oleh banjir sehingga sebagian besar rusak. Begitu juga
dengan lahan-lahan sawah yang banyak mati tanamannya. Hingga saat ini, tidak
dikabarkan adanya korban jiwa maupun korban yang hilang.
III.
Respon Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
- BNPB telah tiba di lokasi sejak tanggal
29 Desember 2012. Bersama NGO lainnya, BNPB melakukan evakuasi korban ke posko
pengungsian yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa dalam kasus banjir ini.
- BNPB membuka dapur umum yang menyediakan
makanan untuk 1000 orang setiap harinya. Selain dapur umum yang dikelola langsung
oleh BNPB, terdapat 5 dapur umum yang dikelola oleh masyarakat, karang taruna,
dan PKK. Sumber bahan baku untuk dapur umum ini diberikan oleh BNPB.
- Sempat adanya informasi korban jiwa
karena hanyut. Namun setelah diklarifikasi, korban tersebut telah ditemukan dan
dinyatakan selamat.
IV.
Respon Dompet Dhuafa
Disaster Management Centre (DMC):
- Evakuasi warga yang tinggal di
titik-titik banjir pada tanggal 9 – 10 Januari ke lokasi pengungsian bersama
FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri).
- Mendistribusikan makanan sebanyak 600
bungkus ke kecamatan Patia pada tanggal 10 Januari dini hari, saat ketinggian
air masih cukup tinggi. Makanan yang didistribusikan berupa nasi bungkus yang
dibeli dari wilayah sekitar banjir.
- Mendirikan posko DMC di rumah salah
seorang warga pemilik sebuah Yayasan Pendidikan Riyadhul Atfal. Posko tersebut
digunakan sebagai tempat koordinasi para relawan yang bekerjasama dengan DMC.
- Mendirikan dapur umum di dua titik.
Dapur umum pertama di Kampung Bojong Kondang, Desa Sukadame, dan dapur umum
kedua di lahan Yayasan Pendidikan Riyadhul Atfhal, Desa Pagelaran. Kapasitas
dapur umum pertama mencapai 3000 porsi untuk tiga kali makan dalam sehari.
Sedangkan, kapasitas dapur umum kedua mencapai 1000 porsi untuk dua kali makan
dalam sehari.
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC):
- Mengadakan Aksi Layanan Sehat (ALS)
berupa pendistribusian obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan. ALS dilaksanakan
di dua desa, yaitu Desa Surianeun dan Idaman, Kecamatan Patia. Untuk ALS di
Desa Idaman, tim LKC membeli tambahan obat-obatan agar jumlahnya mencukupi. Jumlah
penerima manfaat yang terdata mencapai angka 200 orang.
IV. Kebutuhan yang
Belum Terpenuhi
Meski sudah terdapat sejumlah bantuan
yang datang, tampak masih ada kebutuhan-kebutuhan warga yang belum terpenuhi.
Berikut adalah gambarannya:
- Belum meratanya pendistribusian bantuan
yang diberikan. Masih ada keluhan para warga yang belum menerima bantuan
walaupun lokasi mereka masih cukup berdekatan dengan titik pendistribusian bantuan.
- Dapur umum belum mampu memenuhi
kebutuhan makanan semua waga yang terkena banjir. Jumlah makanan tidak
sebanding dengan warga yang membutuhkan.
- Jumlah obat-obatan yang dibawa oleh tim
LKC masih kurang. Akibatnya, tidak semua desa dapat didatangi untuk ALS.
- Sampai saat ini, belum ada bahan-bahan
untuk perbaikan rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang roboh. Pihak Koramil
masih bergantung pada NGO untuk menyediakan bahan-bahan bangunan tersebut.
- Masih kurangnya persediaan air bersih
yang dapat diakses oleh warga.
- Belum ada bantuan berupa buku-buku
maupun peralatan penunjang pendidikan.
V.
Informasi Kontak
Disaster Management Centre (DMC) Dompet
Dhuafa
Yamin +6282111501950
---
Disusun oleh:
Muharram Atha Rasyadi | @atharasyadi |
Dwi Tanty Kurnianingtyas