Bismillaah.
Ba’da tahmid wa shalawat.
Tiga tahun itu, tiga tahun yang sangat berharga dan membekas buat saya. Mungkin juga buat anda, atau siapapun yang pernah melewatinya. Ya, apalagi tiga tahun itu kalau bukan masa SMA, masa yang banyak orang bilang adalah masa yang paling indah, masa yang paling memberikan kesan dalam hidup. Pun saya juga berpikir demikian. Semua orang saya rasa memiliki banyak pengalaman menarik pada masa tersebut, entah itu menyenangkan ataupun tidak.
"Hey, mengapa saya berbicara tentang tema ini tiba-tiba?"
Bukan karena alasan yang rumit, sebenarnya saya teringat akan masa-masa itu hanya karena hari ini, ya hari ini, saya baru saja menghadiri reuni kecil-kecilan rohis SMA 81 (FORMASI) angkatan saya dahulu. Memang bukan suatu yang berkesan, namun sepulang dari sana entah kenapa saya jadi mengingat masa-masa itu dan berpikir akan sesuatu. Dan sesuatu itu ingin rasanya saya curahkan melalui kata-kata di dalam note kali ini, dan seperti inilah.
Bukan tulisan yang menarik atau bahkan inspiratif, hanya sekedar ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran ini. Dan saya pikir memang hal semacam ini lebih baik jika saya keluarkan dan tidak dipendam begitu saja.
-----
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mulai dari pembelajaran di dalam kelas yang teoritis, sampai pembelajaran di luar kelas yang lebih aplikatif. Belajar melalui nasehat yang sering disampaikan untuk saling mengingatkan. Belajar melalui teladan orang-orang yang ada di sekitar. Belajar melalui pengalaman yang didapat bersama dengan teman ketika melalui jalan-jalan yang penuh onak dan duri ini. Walaupun kadang tidak menyenangkan, tapi senyum selalu saja menyertai ketika kita berhasil melaluinya. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Pengalaman akan kerasnya perjuangan yang didampingi orang-orang hebat dalam mencapai suatu tujuan yang mulia. Pengalaman akan dukanya hati ini ketika melakukan kekhilafan, namun duka tersebut dapat terhapus ketika ada teman yang datang untuk mengingatkan dan memberi nasehat. Banyak pengalaman yang begitu indah yang saya rasakan. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan teman-teman yang selalu saling mendukung dan mengingatkan. Mendukung di saat ada yang berbuat kebaikan dan memberikan kebermanfaatan. Dan mengingatkan ketika memang ada yang berbuat kesalahan, baik tersalah ataupun terlupa. Bersama-sama menuntut ilmu dan berjuang dalam meningkatkan kualitas diri. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
----
Miris, yah meskipun saya tidak tahu apa definisi persis dari kata tersebut, namun itulah yang saya rasakan jika kembali mengenang masa-masa tersebut saat ini. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin saja tidak. Yah,untuk kesekian kalinya, saya hanya bisa berharap.
Semua orang berubah, ya itu pasti. Benarlah pernyataan yang menyebutkan bahwa “perubahan adalah suatu keniscayaan”. Walaupun mungkin anda tidak mempercayainya, tapi setidaknya saya meyakini hal tersebut.
Ketika kita mencoba merefleksikan pernyataan tersebut ke dalam diri kita masing-masing, saya yakin memang benar adanya. Setidaknya status dan usia kita.
Namun, pernahkah kita menanyakan pada diri kita sendiri, ke arah manakah perubahan tersebut? Baik, buruk, tetapkah? Beranikah kita untuk menjawabnya dengan jujur?
Saya takut bahwa kenangan yang saya dapat di masa SMA dulu memang hanya menjadi sebuah kenangan saja. Berlalu, tidak membekas, dan bahkan tidak memberikan pengaruh apa-apa.
----
Entah mengapa, begitu sedih rasanya hati ini ketika membandingkan kenangan tersebut dengan kenyataan yang ada saat ini. Saya pun demikian, saya juga masih tidak yakin apakah diri ini sudah lebih baik dibandingkan yang dulu. Namun saya mau kita semua terus berusaha untuk terus meningkatkan kualitas diri ini, dan saya ingin membagi rasa tersebut kepada kita semua.
Saya tidak mengajak kita semua untuk kembali aktif dalam kegiatan atau organisasi semacam rohis di SMA dulu, walaupun memang saya yakin pastinya banyak kegiatan semacam ini di kampus kita. Kebaikan tidak hanya berasal dari kegiatan semacam itu, asalkan kita memang mau bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya.
Pada akhirnya, ketika memang benar-benar tidak ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik sedikitpun, tinggal tunggu saja sampai hatinya berkata;
“Akhi, saya sudah tidak sanggup. Lebih baik saya berhenti saja.”
Nah, siapa lagi berikutnya?
***
Hanya sekedar share.
Mohon maaf kalau ada kesalahan dan kata-kata yang sulit dimengerti.
Semoga bermanfaat.