Selasa, 15 September 2009

Re-post note: Bisa ngga ya?

Bismillaah.


Oke, sumpah kalo kali ini gua nulis note karena bener-bener kurang kerjaan. Yah, tapi entah kenapa hal ini juga menjadi sering gua pikirkan semenjak beberapa hari yang lalu.

Setelah gua perhatikan dengan amat cermat dan seksama, ada kesamaan tertentu (sepertinya) yang dimiliki oeh orang-orang yang bisa berubah menjadi KAMEN RIDER, apalagi jika dia adalah tokoh utamanya.


"MEREKA SEMUA TIDAK MEMAKAI KACAMATA!!"

Kalo ngga percaya coba liat dulu deh, orang-orang yang jadi kamen rider utama di zamannya, dalam satu dekade terakhir.

dari Kuuga sampe Decade, ngga ada noh yang pake kacamata


Bahkan, Kotaro Minami aja, si satria baja hitam yang satu ini juga engga pake kacamata.

biar jadul tetep sehat matanya beliau


Entah apakah seleksi untuk menjadi seorang kamen rider layaknya seleksi untuk menjadi pilot dimana kita tidak boleh bermata minus ataupun bolong giginya (?). Padahal gua kan kepengen juga jadi kaya begini.

mantep kan?


Tapi dengan minusnya mata gua saat ini, pupuslah harapan gua untuk menjadi seorang rider.

Oke, gua terima-terima aja deh tapinya. Eh, musti nerima deng lebih tepatnya. Karena kata D'Masiv;
"Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah." (lagu andalan)

Siapa tahu dengan memakai kacamata gua bisa jadi ini kan:

wow kk wow


Ternyata untuk jadi jagoan ga perlu harus sehat matanya. Di versi film benerannya aja, si Peter Parker yang bisa jadi spiderman kan pake kacamata tuh awalnya. Mungkin ketika gua ngga (akan) bisa jadi kamen rider, setidaknya gua bisa mencoba jadi spiderman.

Jadi kesimpulannya:

"Ketika kita tidak bisa bersinar dengan suatu jalan tertentu, belum tentu kita tidak bisa bersinar pada semua jalan yang tersedia."

*Parah, makin ngga nyambung nih. Udah deh gua udahin aja biar ngga makin gajebo.

Re-post note: KRL, tempat sejuta cerita

Bismillaah.

Hanya ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman yang baru saya alami sore tadi.

Bukan pengalaman luar biasa sebenarnya, malah mungkin sudah banyak teman yang mengalami hal semacam ini.

Yap, sore tadi, saat berada di dalam KRL, TAS SAYA DISILET ORANG!!


Wow kk wow. Saya amat sangat tidak menyangka kejadian ini bisa terjadi. Gimana engga? Lagi bulan puasa gini ternyata masih ada aja orang yang mau ngambil hak orang lain tanpa izin gitu. Apa mungkin dia lagi ngumpulin dana buat mudik kali ya? Hmm, bisa-bisa aja sih.

Saat di kereta memang saya tidak dapat menggunakan kedua tangan saya untuk menjaga tas yang sudah saya posisikan ada di depan saya. Saya hanya menggunakan satu tangan untuk mejaga tas saya, dan itupun bukan bagian bawahnya. Dan ini semua gara-gara tangan saya yang satunya lagi memegang ini:

GARA-GARA INI!


Memang ahli bukan main itu si tukang silet. Saya tidak menyadari bahwa tas saya disilet saat di dalam kereta yang sedang berjalan. Saat itu, memang si pelaku (orang yang saya curigai) agak sering mendempet saya beberapa kali. Sekitar arah jam 1 atau jam 2 saya. Tapi saya tidak terlalu berpikir banyak, apalagi saat itu kondisi di dalam kereta sedang cukup ramai. Tambahan pula, si pelaku ini bergaya mahasiswa angkatan tua (kacamata, baju berkerah, nenteng ransel di depan juga, plus keringetan). Jadi saya ngga terlalu waspada saat itu. Paling hanya mengganti posisi berdiri beberapa kali saja.

Begitu sampai di stasiun cawang dan turun dari kereta, saya masih belum menyadarinya. Namun pas ngeliat tas saya, ko agak aneh ya. Kunci kostan saya nongol sedikit dari bagian bawah tas.

APA? TAS GUE DISILET DI KERETA DAN GUE BARU SADAR PAS TURUN DARI KERETA? ARGH!

Tapi alhamdulillah, saya masih diberikan kesempatan untuk merasakan nikmatnya memiliki dompet dan handphone saya sekarang. Tidak ada barang yang hilang dari tas saya. (sepertinya). Memang saat di kereta dompet dan handphone tidak saya taruh begitu saja di dalam tas, melainkan ada di tempat rahasia. hehe.

Dari situ, saya mengambil beberapa kesimpulan/pelajaran:
1. Gunakan kedua tangan anda untuk menjaga tas yang sedang anda tenteng
2. Jangan bawa buku berat-berat di luar tas (dipegang), bikin riweuh soalnya
3. Jangan menilai orang dari penampilan luarnya
4. Masukan barang berharga ke dalam bagian tas yang tidak mudah untuk disilet dan dirogoh dari bawah
5. Baca doa sebelum naik kereta (sering lupa banget nih!), minimal basmalah
6. Ngga semua orang terpengaruh sama suasana Ramadhan
7. Kejahatan tidak hanya terjadi saat ada niat dari si pelaku, namun juga kesempatan.
(loh kaya bang napi?)
8. dll.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah memberikanku pengalaman 'tidak menyenangkan' yang masih dapat kujadikan sebagai suatu pembelajaran.

Hati-hati ya teman kalau sedang berpergian, terutama saat menaiki KRL.

Minggu, 23 Agustus 2009

Pindahan

Bismillaah.

Saya baru aja nih mengepost beberapa postingan lama saya dari multiply maupun dari notes yang saya buat di facebook. Ada yang saya buat ketika saya masih duduk di kelas 2 sma, maupun baru minggu lalu saya menulisnya.

Saat sedang asik-asiknya meng-copas ke blog ini, saya berpikir, "waw, ternyata gaya penulisan (baik dari pemilihan kata maupun tanda baca) saya dari tahun ke tahun berubah ya". Mungkin inilah yang dimaksudkan bahwa perubahan adalah suatu keniscayaan, tidak terkecuali hal yang kecil sekalipun. Namun agaknya kali ini saya bingung apakah perubahan tersebut ke arah yang lebih baik atau buruk. :)

Yah, pokoknya selamat menikmati blog saya yang di sini. Tapi insya Allah saya juga masih akan terus ada di multiply.

*Kehabisan ide mau nulis apa.


Kamar Rumah, Jatibening, Bekasi
Minggu, 23 Agustus 2009
Jam 01.44 WHA (Waktu Hape Atha)

Re-post note: Bedanya Wali sama D'masiv

Bismillaah.


Setelah lama ngga berkecimpung di dunia per-notes-an di fb, gwa kembali mau mencoba menulis lagi. Mungkin ngga begitu penting, tapi entah kenapa sejak tadi gwa memikirkan hal ini. Dan keliatannya amat sangat bagus apabila pemikiran ini gwa share ke kalian gwa rasa. hha.

Sebelumnya gwa sampaikan, kita perhatikan dulu yuk lirik kedua lagu ini.


Lirik lagu: Cari Jodoh
Lagu: Wali Band
————————-
Apa salahku Apa salah ibuku
Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku
Tuk jadi pengobat pilu
Tuk jadi penawar rindu
Tuk jadi kekasih hatiku

Timur Ke Barat
Selatan ke utara
Tak juga aku berjumpa
Dari musim duren hingga musim rambutan
Tak kunjung aku dapatkan
Tak jua aku aku temukan
Oh tuhan inikah cobaan

Reff
Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku

Pengumuman-Pengumuman
Siapa yang mau bantu
Tolong aku kasiani aku
Tolong cari diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau


Lirik lagu: Jangan Menyerah
Lagu: D'Masiv
————————-
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa

-------

Apakah perbedaan kedua lirik lagu dari dua band yang berbeda tersebut?

D'Masiv menggunakan pendekatan "Positive Psychology" atau bahkan "Appreciative Inquiry" dalam menghadapi suatu permasalahan, berbeda dengan Wali yang lebih memilih pendekatan "negatif" yang hanya terfokus pada masalah, masalah, dan masalah. Bahkan Wali tidak mencoba mengambil sisi positif dari suatu kejadian, yang jelas diambil oleh D'Masiv.

Kita dapat lihat salah satu perbedaannya dari sini.

Wali:
"Apa salahku Apa salah ibuku
Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku"

D'Masiv:
"Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi"

atau bahkan dari sini.

Wali:
"Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku"

D'Masiv:
"Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik"

-----

Alangkah baiknya apabila kita dapat seperti D'Masiv yang mencoba mengambil sisi positif dari setiap kejadian dan berusaha terus maju dengan kelebihan yang dia miliki. Janganlah kita seperti Wali yang selalu menyalahkan keadaan, tampak pasrah, bahkan lebih mengandalkan orang lain dalam menyelesaikan masalahnya.

Hidup D'Masiv!!


Wallahu'alam bishshawab.

haha. Just 4 Fun.

Re-post note: Siapa lagi Berikutnya?

Bismillaah.

Ba’da tahmid wa shalawat.

Tiga tahun itu, tiga tahun yang sangat berharga dan membekas buat saya. Mungkin juga buat anda, atau siapapun yang pernah melewatinya. Ya, apalagi tiga tahun itu kalau bukan masa SMA, masa yang banyak orang bilang adalah masa yang paling indah, masa yang paling memberikan kesan dalam hidup. Pun saya juga berpikir demikian. Semua orang saya rasa memiliki banyak pengalaman menarik pada masa tersebut, entah itu menyenangkan ataupun tidak.

"Hey, mengapa saya berbicara tentang tema ini tiba-tiba?"

Bukan karena alasan yang rumit, sebenarnya saya teringat akan masa-masa itu hanya karena hari ini, ya hari ini, saya baru saja menghadiri reuni kecil-kecilan rohis SMA 81 (FORMASI) angkatan saya dahulu. Memang bukan suatu yang berkesan, namun sepulang dari sana entah kenapa saya jadi mengingat masa-masa itu dan berpikir akan sesuatu. Dan sesuatu itu ingin rasanya saya curahkan melalui kata-kata di dalam note kali ini, dan seperti inilah.

Bukan tulisan yang menarik atau bahkan inspiratif, hanya sekedar ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran ini. Dan saya pikir memang hal semacam ini lebih baik jika saya keluarkan dan tidak dipendam begitu saja.

-----

Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mulai dari pembelajaran di dalam kelas yang teoritis, sampai pembelajaran di luar kelas yang lebih aplikatif. Belajar melalui nasehat yang sering disampaikan untuk saling mengingatkan. Belajar melalui teladan orang-orang yang ada di sekitar. Belajar melalui pengalaman yang didapat bersama dengan teman ketika melalui jalan-jalan yang penuh onak dan duri ini. Walaupun kadang tidak menyenangkan, tapi senyum selalu saja menyertai ketika kita berhasil melaluinya. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.

Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Pengalaman akan kerasnya perjuangan yang didampingi orang-orang hebat dalam mencapai suatu tujuan yang mulia. Pengalaman akan dukanya hati ini ketika melakukan kekhilafan, namun duka tersebut dapat terhapus ketika ada teman yang datang untuk mengingatkan dan memberi nasehat. Banyak pengalaman yang begitu indah yang saya rasakan. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.

Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan teman-teman yang selalu saling mendukung dan mengingatkan. Mendukung di saat ada yang berbuat kebaikan dan memberikan kebermanfaatan. Dan mengingatkan ketika memang ada yang berbuat kesalahan, baik tersalah ataupun terlupa. Bersama-sama menuntut ilmu dan berjuang dalam meningkatkan kualitas diri. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.

----

Miris, yah meskipun saya tidak tahu apa definisi persis dari kata tersebut, namun itulah yang saya rasakan jika kembali mengenang masa-masa tersebut saat ini. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin saja tidak. Yah,untuk kesekian kalinya, saya hanya bisa berharap.

Semua orang berubah, ya itu pasti. Benarlah pernyataan yang menyebutkan bahwa “perubahan adalah suatu keniscayaan”. Walaupun mungkin anda tidak mempercayainya, tapi setidaknya saya meyakini hal tersebut.

Ketika kita mencoba merefleksikan pernyataan tersebut ke dalam diri kita masing-masing, saya yakin memang benar adanya. Setidaknya status dan usia kita.

Namun, pernahkah kita menanyakan pada diri kita sendiri, ke arah manakah perubahan tersebut? Baik, buruk, tetapkah? Beranikah kita untuk menjawabnya dengan jujur?

Saya takut bahwa kenangan yang saya dapat di masa SMA dulu memang hanya menjadi sebuah kenangan saja. Berlalu, tidak membekas, dan bahkan tidak memberikan pengaruh apa-apa.

----

Entah mengapa, begitu sedih rasanya hati ini ketika membandingkan kenangan tersebut dengan kenyataan yang ada saat ini. Saya pun demikian, saya juga masih tidak yakin apakah diri ini sudah lebih baik dibandingkan yang dulu. Namun saya mau kita semua terus berusaha untuk terus meningkatkan kualitas diri ini, dan saya ingin membagi rasa tersebut kepada kita semua.

Saya tidak mengajak kita semua untuk kembali aktif dalam kegiatan atau organisasi semacam rohis di SMA dulu, walaupun memang saya yakin pastinya banyak kegiatan semacam ini di kampus kita. Kebaikan tidak hanya berasal dari kegiatan semacam itu, asalkan kita memang mau bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya.

Pada akhirnya, ketika memang benar-benar tidak ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik sedikitpun, tinggal tunggu saja sampai hatinya berkata;

“Akhi, saya sudah tidak sanggup. Lebih baik saya berhenti saja.”

Nah, siapa lagi berikutnya?



***
Hanya sekedar share.
Mohon maaf kalau ada kesalahan dan kata-kata yang sulit dimengerti.
Semoga bermanfaat.

Yakin atau Percaya?

Bismillah.

Seusai menunaikan ibadah shalat ashar di masjid, seseorang berjalan menghampiri saya dan menyodorkan tangan kanannya tanda mengajak bersalaman. Tentu tanpa berpikir panjang, ajakan bersalaman itu pun langsung saya terima.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Ucapan salam dan jabat tangan itulah yang memulai diskusi hangat kami, saya dan seorang lelaki paruh baya yang menghampiri saya, pada sore hari yang sejuk itu. Selidik punya selidik, ternyata orang yang mengajak saya bersalaman dan tampak ingin meluangkan waktunya untuk berdiskusi itu bernama Jamal. Dia dan beberapa kawannya memiliki aktivitas menarik dalam kesehariannya. Mereka biasa singgah dari masjid ke masjid dengan tujuan untuk belajar dan mengajarkan suatu pemahaman terhadap Islam. Jamal mengaku bahwa memang hanya itulah kegiatan yang biasa dia dan teman-temannya lakukan. Dua tiga hari menetap di satu masjid, keesokan harinya pergi ke daerah lain. Semata-mata dia lakukan ini semua untuk berdakwah di jalan-Nya, begitu yang saya dengar dari ucapannya.

Setelah berdiskusi dalam waktu yang singkat namun cukup bermakna, saya meminta izin untuk pamit karena ingin pulang ke rumah. Namun, ada beberapa kalimatnya yang menarik perhatian saya hingga sekarang.

"Umat Islam saat ini memiliki keyakinan yang kurang terhadap Allah, terhadap agama mereka saat ini. Mungkin mereka memang percaya dengan agama yang mereka anut, tapi untuk yakin, banyak sekali yang belum mencapainya. Antum tahu perbedaan yakin dan percaya?"

"Kita andaikan ke dalam sebuah pertunjukan sirkus dimana ada seorang pelempar pisau yang harus mengenai target yang dipasang di atas kepala seorang asistennya. Pelempar pisau tersebut akan ditutup matanya sehingga dia tidak dapat melihat target bidikan pisaunya."

"Mungkin ketika ditanya orang lain, apakah antum percaya bahwa pelempar pisau tersebut dapat mengenai targetnya tanpa melukai tubuh sang asisten? Saya yakin antum dan kebanyakan orang pasti percaya. Namun ketika antum diminta untuk menggantikan posisi sang asisten, pasti antum akan berpikir seribu kali dulu sebelum berani mengiyakan. Nah, itulah bedanya percaya dan yakin."

Sebuah analogi yang sederhana namun dapat membuat saya berpikir dan bertanya-tanya, khususnya pada diri sendiri. Sudah sampai di tahap manakah saya? Masih sekedar percaya atau sudah yakin akan kebenaran yang dibawa Islam ini?

Keyakinan insya Allah dapat terwujud dari implementasi rasa percaya yang ada pada diri setiap manusia, rasa percaya yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.


*Berdasarkan kisah nyata, dengan revisi seperlunya.
Sekedar sharing, mungkin tolong dikoreksi bagi yang lebih paham. ^_^

Re-post note: Sekedar Ungkapan Isi Hati

“Dia hebat yah. Kayanya kalau kita mah jauh banget yah dari orang kaya gitu. Ngga nyampe deh”

Sosok seorang figur atau teladan yang hebat, terkadang, atau bahkan cukup sering, membuat kita yang notabene menganggap dirinya biasa saja menjadi minder. Sedikit berbeda dengan tokoh-tokoh yang telah tercatat dalam sejarah, figur yang saya maksudkan di sini adalah seseorang yang tidak jauh berbeda dari kita dalam hal usia dan keberadaannya cukup dekat dengan kita, walaupun mungkin kita tidak terlalu mengenalnya. Bisa senior, teman seangkatan di kampus, sesama alumni dari SMA, atau bisa siapa saja.

Sebagai makhluk yang selalu ingin menjadi sempurna, manusia memang seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain. Semakin dekat jaraknya dengan kita, semakin mudah kita membandingkannya. Namun, memang ada beberapa orang yang prestasinya (apapun bidangnya) terbilang sangat tinggi dan menonjol. Ketika melihat keadaan seperti ini, kita biasanya hanya berkomentar dan menganggap bahwa kita tidak dapat menjadi sepertinya.

Kenapa saya bisa berpendapat seperti itu?

Buktinya, kalimat yang saya tulis di awal notes ini cukup sering saya dengar di kampus belakangan ini. Mungkin formatnya tidak melulu sama dengan yang saya tulis, tapi intinya yah sama saja. Banyak orang, atau mungkin hanya perasaan saya saja, terkadang menilai orang terlalu berlebihan dan menjadikan dirinya pesimis akan kemampuan dirinya.

“Dia mah hebat. Gwa apa sih bisanya?”

Pikiran-pikiran inilah yang nantinya akan mematikan potensi yang ada di diri kita. Bagaimana tidak? Kita sudah menjustifikasi diri kita sebagai “orang gagal”, padahal ketika tidak ada lagi orang yang berada di sisi kita, hanya diri kita sendirilah yang memegan kontrol penuh atas diri kita, di samping Tuhan.

Menilai orang dengan kebaikan tidak salah, justru bagus. Yang menjadi catatan di sini adalah rasa pesimis, minder, iri, atau penyakit hati lainnya yang harus kita singkirkan jauh-jauh. Suatu tindakan seringkali terealisasikan dari kata-kata. Jadi, hey BUNG! Jangan menganggap dirimu itu lebih rendah dari orang lain dan tidak mampu menyainginya. Kita pasti memiliki kelebihan yang mungkin orang lain tidak punya. Kita harus kembangkan itu! Jika memang belum tahu, cari tahulah. Jika sudah, ayo kembangkan.

Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing. Memang sering terlihat seseorang lebih menonjol dari yang lainnya. Tapi bukan berarti yang lainnya itu tidak memiliki potensi. Semua orang pasti memiliki kelebihannya masing-masing. SIAPAPUN. Walaupun seringkali seseorang tidak mengetahui kelebihan apa yang dia miliki.

Ada hal menarik yang bisa diambil dari kisah Doraemon. Anda tahu Nobita? Iyap, dia adalah seorang siswa SD yang sangat bodoh sehingga seringkali mendapatkan angka “0” pada hasil ujiannya. Jika dilihat secara sepintas, dia memang bukan siapa-siapa. Banyak sekali hal negatif yang ada pada dirinya. Pemalas, bodoh, mau menang sendiri, tidak teliti, dan masih serentetan hal buruk lainnya. Pun, ketika sudah dipinjamkan alat Doraemon, Nobita seringkali ceroboh dan tidak awas sehingga ceritanya berujung dengan kesialan Nobita. Tapi coba kita perhatikan kembali.

Apakah dia memang benar-benar tidak memiliki kelebihan? Jika anda berpikir seperti itu, anda salah. Bagi anda yang merupakan penggemar Doraemon, akan tampak Nobita memiliki beberapa kelebihan (yang saya tahu, karena saya pun tidak terlalu mengikuti cerita Doraemon). Dia jago menembak, main karet, dan peduli terhadap lingkungan.Yap! Ada kelebihan yang terdapat pada dirinya, walaupun bagi sebagian besar orang itu adalah hal yang sepele. Tapi bukan berarti itu TIDAK ADA. Memang sayangnya Nobita tidak mengembangkan potensinya karena mungkin, seperti yang saya sebutkan tadi, dia BODOH. Nah, apakah kita sebodoh Nobita? Pasti tidak kan? Optimislah! Pasti ada suatu kelebihan pada diri kita yang kita miliiki. Kita hanya perlu mengembangkan itu.

Yang terakhir, ada sebuah quotes menarik yang saya kutip dari sebuah komik, Imadoki, yang juga saya cantumkan di profile facebook saya.

“Sakura adalah sakura, azalea adalah azalea, mereka semua tampak cantik karena berbeda. Manusia juga sama seperti bunga, tak perlu tampak sama. Setiap orang harus berusaha untuk mekar & menampakkan keindahan sendiri-sendiri. “
(Yamazaki Tanpopo-Imadoki)

Suatu perkataan yang membuka pikiran saya. Untuk menjadi hebat, kita tidak perlu menjadi sama dengan orang lain. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menjadi hebat. Kembangkan potensimu dan jadilah dirimu sendiri!

Tidak ada yang salah ketika kita menjadikan seorang figur untuk dijadikan teladan. Yang salah adalah ketika kita pesimis pada diri kita sendiri. Karena yakinlah, pasti ada suatu kebaikan yang kita miliki untuk bisa dikembangkan!

Semangat!!!



Nb: Jadi kaya curhat gini. Haha. Lagi iseng ngga ada kerjaan nih. Tolong kasih masukannya yah.

Sekali Lagi Dapet Piring Cantik

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Akhirnya setelah sekian lama penantian, kembali juga saya berkesempatan untuk menulis blog. Emang bener deh, akhir-akhir ini tuh makin pusing. Soalnya kebetulan sekarang lagi minggu ulangan. Jadi maw ngga mau ya harus pusing.

Tahu ngga? Masa akhirnya GPRS saya di hp aktif lho! Hebat bukan? Parah banget, emang orang ketauan banget gapteknya. Padahal tuh saya udah punya sang hp tercinta (Sony Ericsson K700i yang keypadnya udah rusak en udah ngga mau dicharge) semenjak saya duduk di kelas 3 SMP. Bayangkan, sudah nyaris 3 tahun tuh hape berada dalam genggaman saya, tapi ngga bisa ngaktifin GPRS! Dasar gaptek emang! Padahal sebenernya ngaktifin GPRS tuh cuman lewat sms ke providernya doang. Tapi teteup, gitu aja saya ngga tahu.

Alhasil saya jadi ketagihan nginternet lewat hape, soalnya biayanya relatif murah boy! Buka multiply, messenger, atau fs dan lain – lain dah pokoknya. Paling iseng – iseng kaya gitu sekitar satu jam cuman menghabiskan pulsa sekitar Rp 700. Gimana ngga murah tuh. (Makanya pake im3 dong, promosi ceritanya nih. hehe)

Sebenernya bukan itw yang maw saya bahas di sini..

Pada hari Minggu kemarin, tepatnya tanggal 2 Desember 2007 sekitar pukul 18.50, untuk ke-6 kalinya (kalo ngga salah) saya kembali jatuh dari motor! Kali ini bersama sang kakak tercinta yang lagi diboncengin. Maaf ya bro! Padahal kalo mau tau ya (kalo ngga mau tau ya ngga apa – apa, tapi berhubung uda buka ini ya mau ngga mau dibaca kan?), saya baru memiliki motor itu pas bulan Juli 2007. Jadi sekitar 5 bulan – 6 bulan lah kepemilikan motor tersebut. Dan dari jangka waktu tersebut, saya udah jatoh 6 kali! Bayangkan. 6 kali! Kasian banget ngga sih? Kalo dirata –ratain kan setiap bulan saya jatoh satu kali dari motor. Nih saya kasih tauin aja semuanya ya.


Kecelakaan pertama
Jatuh di jalan kalimalang, lampiri. Ini gara – gara macet, akhirnya
terpaksa berhenti pas di anjlokan deket trotoar yang mengakibatkan motor miring, hilang keseimbangan dan BRAK.!!

Kecelakaan kedua
Di daerah pondok gede, di hari yang sama dengan kecelakaan pertama. Padahal ngga ada apa – apa, cuman karena ngerasa licin akhirnya jatoh.

Kecelakaan ketiga
Di Jatibening 2. Kejadiannya hampir mirip dengan kecelakaan kedua.

Kecelakaan keempat
Tepatnya di depan gapura jatibening 2. Karena berhentinya di bagian pinggir jalan, jadinya kaki ngga bisa jejek.
Trus jatoh deh.. Abis itu diketawain bapak – bapak, “Motornya kegedean sih!”

Kecelakaan kelima
Kesenggol motor orang di daerah sumber artha. Alhasil jatoh dan menyebabkan kaki saya kena knalpot.

Kecelakaan keenam
Jatoh di depan tukang jahit abis mau nasih bahan buat bikin celana. Kejadiannya mirip dengan kecelakaan kedua dan ketiga.


Hiks.. hiks.. kasian banget ya.

Tapi alhamdulillah sampai saat ini belom pernah ngalamin cedera serius. Naudzubillah, jangan sampe deh. Paling parah cuman sampe kena knalpot doang untungya. Walaupun akibatnya menimbulkan lecet di sana sini pada motor saya.. (T_T)

p.s. : padahal kerjaan saya cuman pulang pergi sekolah doang en sekitar situ. tapi banyak
amet ya jatohnya.

Udah Shalat Subuh Belum?

Ini tulisan yang gua buat (kalo ngga salah) pas lagi kelas 2 SMA karena ada permintaan dari seorang teman. Selamat menikmati.

---

Kenapa sih qta perlu ngebahas soal shalat Subuh? Padahal sih kayaknya semua orang udah tau kalo shalat Subuh itu salah satu dari shalat wajib yang 5 waktu itu en waktu ngerjainnya yang pasti ya pas subuh. Nah, padahal qta udah tau tapi knapa qta masih sering kesiangan Subuhnya, ato jangan – jangan ga pernah “ngerasain” shalat Subuh lagi?! Naudzubillah.. Oke,, dikasih tauin ya knapa sih shalat subuh tuh penting banget..

Dikisahkan, dahulu apabila Rasulullah meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat shalat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi shalat Subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati. Ada sebuah hadis yang isinya begini : “Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesunggunhya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i). Ga’ mau kan qta disamain sama orang – orang munafik? Katanya tuh mereka (orang2 munafik) susah banget ngerjain dua shalat yang salah satunya Subuh.

Mengenai waktu shalat itu sendiri sebenernya masih banyak yang belon paham. Qta kan sering banget ya dengan enteng dan ga’ merasa bersalah apa – apa ngerjain shalat Subuh jam 7 ke atas yang jelas – jelas matahari dah lama nongol. Qta juga sering banget ngatur jadwal shalat Subuh qta sesuai dengan jadwal acara qta hari itu. Misal nih ya, kalo hari sekolah, qta mungkin masih agak sering shalat Subuh tepat waktu, tapi kalo dah hari Minggu, pasti mikirnya kan ga’ mau ngapa – ngapain, jadi bangunnya baru jam 9 deh, trus baru shalat Subuh. Kalo kaya’ gtu, itu artinya qta dah ngerancang biar qta shalat Subuh jam 9 tiap hari Minggu. Astaghfirullah.. Smoga aja ga’ pada kaya’ gtu ya. Masalah waktu qta liat aja hadis ini : “Waktu shalat Subuh dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR Muslim). Kalo menurut asumsi penulis sendiri sih kira – kira mungkin waktunya cuman sekitar 30 – 50 menit dari azan Subuh. Makanya hati – hati!! Kesiangan sekali – sekali sih gpp. Tapi kalo seminggu 3-5 kali itu mah namanya emang males..

Kesiangan ato enggaknya qta itu biasanya juga tergantung sama kegiatan kita malemnya. Kalo misalnya malem – malem abis maen basket sampe cape’, bisa dipastikan 70% besoknya shalat Subuhnya kesiangan. Hal – hal yang kita lakuin malam sebelumnya itu tuh semuanya ga’ ada gunanya kalo besoknya kita kesiangan shalat Subuh. Walaupun qta shalat Tahajud semalam suntuk tapi kalo pas Subuhnya itu kesiangan, itu jadi ga’ ada gunanya. Shalat Tahajud aja yang sangat dianjurkan aja mendingan ga’ usah dikerjain kalo itu cuman bikin qta kesiangan shalat Subuh, apalagi pas malamnya qta ngelakuin hal – hal yang sangat lebih tidak berguna lagi? Mendingan ga’ usah deh. Rela nuker 1 malem doang sama pahala yang lebih besar dari dunia dan seisinya? Gw sih ogah.. Oya satu lagi, kalo qta sengaja pasang weker setelah lewat waktu Subuh (yang artinya qta sengaja biar shalat Subuhnya kesiangan), itu perkara yang cukup besar lhoo.. Soalnya itu artinya qta sengaja telat shalat Subuh en nganggap remeh arti shalat itu sendiri.

Fenomena yang sangat sering terjadi juga tuh (baca or denger baik – baik ya) : qta lebih sering takut kepada peraturan yang dibuat oleh manusia dibandingkan dengan peraturan yang dibuat oleh Allah. Bayangin deh, coba qta masuk sekolah jam 9. Pasti banyak dari qta yang shalat Subuhnya jadi kesiangan. Ato misalnya, pas qta terbangun tapi masih dalam kantuk qta dtelpon atasan, Katanya qta disuruh datang ke kantor, kalo ga’ dipecat. Waduh,, pasti tanpa pikir panjang qta langsung loncat dari tempat tidur, sarapan, sikat gigi, mandi, dll sambil berusaha sampe kantor secepat mungkin. Lain lagi ceritanya pas lagi keadaan bangun tapi masih ngantuk berat, qta dengar suara zan Subuh dari mesjid. Kira – kira qta bakal ngapain? Yap,, mungkin 85% orang bakal tidur lagi. Padahal, atasan qta sama Allah kedudukannya tinggian siapa sih? Pikir dung..

Seorang penguasa Yahudi pernah berkata, “Kami baru takut terhadap umat Islam jika mereka telah melaksanakan shalat Subuh seperti melaksanakan shalat Jum’at.” Tuh kan, orang Yahudi aja tau pentingnya shalat Subuh, Masa qta, yang umat Islam ga’ tau pentingnya shalat Subuh? Kalo masalah nilai – nilainya sih ga’ usah dibahas gpp ya. Pokoknya kan dah tau kalo nilainya gede banget.. Gini aja deh,, pahala shalat sunnah sebelum Subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Hadisnya gini : “Dua rekaat fajar (shalat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR Muslim). Itu baru shalat sunnahnya lo,, belom shalat Subuhnya, belom lagi kalo qta shalatnya di mesjid, belom lagi kalo qta shalatnya berjama’ah, belom lagi kalo shalatnya khusyu’,dst, dst, dst.

Yang terakhir sebagai pemicu semangat qta :“Berikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju mesjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Dan satu lagi : “Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR Al-Bukhari)

Yap, segitu aja paparan – paparan mengenai shalat Subuh. Sebenernya masih bisa banget buat dipanjang – dipanjangin lagi, tapi dengan segala keterbatasan (waktu, tenaga, kertas, tinta printer, referensi, dll) jadinya ga’ deh. Oya, kalo mau tau ini semua referensinya dari buku “Misteri Shalat Subuh” karangan Dr. Raghib As-Sirjani. Setelah tau bahasan ini semoga qta bisa shalat Subuh tepat pada waktunya setiap hari. Amin..

Wallahu a’lam bishshawab..

Kekhusyukan dalam Shalat

Seorang sahabat berkata pada Rasulullah tentang shalatnya. Ketika itu Rasulullah sedang berada di tengah para sahabatnya. Di antaranya ada Ali bin Abi Thalib.

"Ya, Rasulullah. Setiap kali shalat, saya tidak bisa khusyuk dari awal sampai akhir. Saya selalu ingat akan urusan-urusan dunia dalam shalat saya. Kadang-kadang saya ingat akan persoalan yang belum terselesaikan. Kadang-kadang saya juga ingat akan utang piutang saya." kata sahabat itu.

"Tidak ada orang yang bisa khusyuk sepenuhnya sejak awal hingga akhir." kata Rasulullah.

"Saya bisa ya Rasulullah." kata Ali bin Abi Thalib..

"Betul kamu bisa?" tanya Rasulullah.
"Betul."
"Kalau memang betul kau bisa khusyuk dari awal hingga akhir, akan kuberikan surbanku yg paling bagus sebagai hadiah."

Ali bin Abi Thalib lalu shalat sunnah dua rakaat. Ia tampak khusyuk sekali..

"Bagaimana?" Apa kau bisa khusyuk sejak awal sampai akhir?" tanya Rasulullah setelah Ali bin Abi Thalib selesai shalat.

Wajah Ali tampak murung..

"Sejak rakaat pertama sampai kedua saya bisa khusyuk sekali. Demikian juga ketika sujud yang terakhir hingga duduk tasyahud. Tetapi ketika hampir salam,, pikiran saya berubah, ya Rasulullah. Saya teringat akan janji Anda untuk memberi saya hadiah surban yang paling bagus. Jadi rusaklah kekhusyukan saya."

"Demikian juga orang lain." kata Rasulullah.. "Kekhusyukan shalat itu diukur oleh Allah sebatas kemampuan manusia. Kalau dalam shalat pikiranmu terbawa ke arah lain,, segera kembalikanlah kepada shalatmu.. Dalam menjalankan ibadah hendaknya seolah - olah kita melihat Tuhan. Kalau tidak bisa,, hendaknya kita ingat bahwa Tuhan selalu melihat kita.. Itu sudah memadai."

Itu nasihat Rasulullah kepada para sahabat yg bisa kita ikuti sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Dalam shalat hendaknya kita ingat bahwa Allah SWT senantiasa melihat kita. Maka,kerjakanlah shalat dengan bersungguh - sungguh.

Wallahua'lam bisshawab..

Shalat di Masjid? Nunggu apalagi..

Shalat..? Sepertinya ngga usah dijelaskan kita semua sudah sedikit banyak paham akan artinya. Dari tk atau mungkin SD, kita telah diberikan pelajaran mengenai shalat. Wajar saja, shalat adalah rukun Islam kedua setelah syahadat dan amalan yang pertama kali dilihat saat hari perhitungan kelak. Jadi, pasti para guru dan orang tua mendahulukan pengetahuan ini dibandingkan dengan pelajaran mengenai amalan-amalan yang lain karena melihat urgensinya.

Dalil Shalat Berjama'ah
Shalat berjama'ah adalah sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Mungkin, sebagian dari kita masih banyak yang menganggap remeh arti dari shalat berjama'ah di masjid. "Yah buat apa juga shalat di masjid, di rumah aja juga bisa ko." kurang lebih pikiran seperti ini yang masih banyak dianut oleh sebgaian besar kita. Tapi, apakah pemikiran seperti ini dibolehkan? Maka dari itu untuk mengetahui jawabannya mari bersama-sama kita telaah lebih dalam.

Banyak dalil yang membahas mengenai shalat berjama'ah. Saya tidak akan menuliskan semuanya, tapi insya Allah sudah cukup menjelaskan. (Sebenernya sih emang karena ngga tahu dan ngga ada sumbernya, jadi biar ngga sok tahu ya yang sedikit aja dulu. Kalau ada yang salah dan kurang mohon diralat dan ditambahkan).

Dari dalil yang menunjukkan wajibnya shalat berjama’ah adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya): "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’." (Al-Baqarah:43).

Berkata Al-Imam Abu Bakr Al-Kasaniy Al-Hanafiy ketika menjelaskan wajibnya melaksanakan shalat berjama’ah: "Adapun (dalil) dari Al-Kitab adalah firman-Nya (yanga artinya): "Dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’." (Al-Baqarah:43), Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, yang demikian itu dengan bergabung dalam ruku’ maka ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama’ah. Muthlaqnya perintah menunjukkan wajibnya mengamalkannya." (Bada`i’ush-shana`i’ fi Tartibisy-Syara`i’ 1/155 dan Kitabush-Shalah hal.66).

Udzur yang syar'i
"Tapi namanya shalat di rumah juga engga apa-apa kan?". hehehe. Sebelum ngomong yang seperti itu baca dulu nih yang ini.

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya tidak mempunyai seorang penuntun yang mengantarkanku ke masjid". Lalu ia meminta Rasulullah untuk memberi keringanan baginya untuk shalat di rumahnya maka Rasulullah memberikannya keringanan. Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah memanggilnya lalu berkata: "Apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) untuk shalat?" ia menjawab "benar", maka Rasulullah bersabda: "Penuhilah panggilan tersebut."

Sesungguhnya Nabi yang mulia tidak memberikan keringanan kepada ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktum untuk meninggalkan shalat berjama’ah dan melaksanakannya di rumah, padahal Ibnu Ummi Maktum mempunyai beberapa ‘udzur sebagai berikut:
a. keadaannya yang buta,
b. tidak adanya penuntun yang mengantarkannya ke masjid,
c. jauhnya rumahnya dari masjid,
d. adanya pohon kurma dan pohon-pohon lainnya yang menghalanginya antara rumahnya dan masjid,
e. adanya binatang buas yang banyak di Madinah dan
f. umurnya yang sudah tua serta tulang-tulangnya sudah rapuh.

Emangnya kita mau disamain sama orang yang sudah ngga bisa melihat? Orang buta saja ngga dikasih keringanan, kita lagi mau ngarep. Kalau kita masih tetep engga mau ke masjid, artinya keadaan fisik kita bisa dianggap lebih rendah dibandingkan orang yang buta. Emang mau? Entar dijadiin buta beneran lho. Naudzu billah.
Tapi kalau memang ada udzur yang syar'i, tidak mengapa kita tidak shalat berjama'ah di masjid.

Bagi yang meninggalkan
Dan untuk orang orang yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid, tentu akan ada akibatnya sendiri. Bahkan Rasulullah saja mengatakan akan membakar rumah-rumah orang yang tidak berjama'ah di masjid.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meri-wayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda : “Aku berniat meme-rintahkan kaum muslimin untuk mendirikan sha-lat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berang-kat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka.” (Al Bukhari-Muslim)

Hadits diatas telah menjelaskan bahwa tekad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam untuk membakar rumah-rumah disebabkan mereka tidak keluar untuk shalat berjamaah di masjid. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka.

Ibnu Hajar berkata : “Hadits ini telah menerangkan bahwa shalat berjamaah adalah fardhu ‘ain, karena kalau shalat berjamaah itu hanya sunnah saja, Rasulullah tidak akan berbuat keras terhadap orang-orang yang meninggalkannya, dan kalau fardhu kifayah pastilah telah cukup dengan pekerjaan beliau dan yang bersama beliau.

Meningggalkan shalat berjamaah juga merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekufuran, dan ke-luar dari islam. Ini berdasar pada sabda Nabi : “Batas antara seseorang dengan kekufuran dan syirik adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim). “Janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia kafir.”

Jadi masih nunggu apalagi buat shalat di masjid? Oiya, terkecuali bagi kaum perempuan. Karena bagi kaum muslimah yang lebih utama baginya adalah shalat di rumahnya daripada di masjid, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur`an: "Wa buyuutuhunna khairullahunna" (dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka) dan juga hadits-hadits yang sangat banyak yang menjelaskan keutamaan shalat di rumah bagi kaum muslimah. Tapi apabila kaum muslimah meminta idzin untuk shalat di masjid maka tidak boleh dilarang bahkan harus diidzinkan. Tetapi ketika dia keluar ke masjid harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu menutupi aurotnya secara sempurna, tidak memakai wangi-wangian, tidak ditakutkan menimbulkan fitnah dan yang lainnya yang telah dijelaskan para ‘ulama.
Syaikhul Islam menjelaskan bahwa dalam keadaan tertentu shalatnya muslimah di masjid lebih utama dari pada di rumah ketika di masjid terdapat pelajaran (ta’lim) yang disampaikan oleh ahlus sunnah, tetapi jika di masjid tidak ada kajian ‘ilmu maka shalat di rumah lebih baik daripada di masjid.

Bagi mereka yang shalat berjama'ah di masjid tidak tanggung-tanggung lho pahalanya. Allah bakalan menjanjikan kita syurga.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah katanya: dari Nabi S.A.W. bersabda: "Siapa yang pergi ke masjid pada waktu pagi atau pada waktu petang, Allah akan menyediakan untuknya satu tempat tinggal di Surga."

Jadi, tunggu apalagi? Yuk sama-sama berjama'ah di masjid kalau mendengar seruan adzan.

Wallahu'alam bishshawab..

Sumber:
http://ghuroba.blogsome.com/2007/06/24/wajibnya-sholat-berjamaah-di-masjid/
http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=15
Shahih Bukhari Muslim

Rabu, 04 Februari 2009

Kenapa kakijamuran?

Bismillaah.


Sudah cukup lama yah saya tidak log in di blog ini. Habis, cukup membingungkan juga kenyataannya jika punya lebih dari satu blog, dalam kasus saya dua. Mau tidak mau yah fokus kita pasti akan terbagi menjadi dua pula. Tapi sebisa mungkin sih saya ingin melanjutkan keduanya, karena saya pikir pasti kegiatan nge-blog ini pasti akan banyak membuahkan manfaat bagi saya, apapun bentuknya. Hitung-hitung sekaligus melatih diri saya untuk bisa terus memperbaiki kualitas tulisan saya. Karena seperti yang sering dikatakan orang, "Bisa karena biasa". Semoga aja memang benar kejadian deh.

Sebagai mahasiswa, tentu kemampuan untuk menulis ini mutlak diperlukan. Apalagi di fakultas saya yang geluti saat ini, kemampuan untuk menulis dengan baik sangatlah membantu dalam berbagai tugas yang diberikan oleh dosen. Harapannya yah dari blog yang kecil inilah kemampuan saya bisa terus meningkat ke depannya.

Yah, dalam rangka mengembangkan sayap saya di dunia perblog-an Indonesia, jadilah saya membuat blog baru saya, yang satu ini di blogspot. Sebelumnya saya juga sudah punya blog, sejak SMA malah, tetapi di multiply. Jika dibandingkan, tentu masing-masing, baik blogspot maupun multiply, memiliki masing-masing keunggulan. Hal utama yang saya suka dari multiply adalah fasilitas-fasilitas yang diberikannya. Dimana fasilitas itu lebih memudahkan kita untuk memperluas jaringan dan menambah teman-teman, maupun mempererat hubungan dengan teman-teman yang sudah ada. Mirip dengan banyak situs social networking yang ada mungkin, seperti friendster dan facebook. Tetapi itu hanyalah pendapat pribadi saya. Semua orang bebas dong untuk berpendapat, asal bertanggung jawab. Kalau blogspot sendiri menurut saya memiliki banyak aplikasi tambahan yang dapat mempercantik blog kita, ataupun sekedar hiburan dan permainan. Yah, mungkin karena belum lama juga berkecimpung di dunia blogspot jadi saya belum tahu banyak apa saja keunggulan dari situs ini. Jika ada yang tahu mungkin bisa di-share dengan saya? Terima kasih sekali jika ada.

Sebenarnya tujuan saya menulis tulisan ini adalah untuk membahas blog saya di blogspot ini. Sekali lagi, sebenarnya sih tulisan seperti baiknya ada di awal-awal ya? Tetapi (mungkin) karena saat di awal-awal saya tidak kepikiran untuk menulis tema ini, jadilah saya baru menulisnya sekarang. Yah, setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali kan pikir saya. Ok, mungkin langsung saja akan saya mulai nih.

Kalau dilihat dari namanya, kelihatannya agak aneh ya? kakijamuran? Kenapa pula dinamakan seperti itu? Sampai saat ini pun saya juga agak begimana gitu kalau melihat nama ini. Kejadian awalnya sebenarnya sih karena hal sepele. Saat sedang bingung memilih nama, tiba-tiba terlintaslah di pikiran saya untuk memakai nama ini. Karena kebetulan, saat itu kaki saya sedang jamuran memang. Hehe. Tapi engga banyak lho! Mungkin saya mau cerita sedikit yah tentang pengalaman saya.

Awalnya sih, saya tidak tahu seperti apakah jamur yang tumbuh di kulit manusia itu. Namun karena saat kelas 1 SMA saya pernah melakukan praktikum yang berkaitan dengan jamur, saya jadi bisa mengira-ngira. Dulu, saya dan teman-teman saya disuruh meletakkan roti yang dicipratkan beberapa tetes air sehingga cukup lembab, dan menutupnya di suatu tempat, bisa tempat makan, toples, atau apapun, dan membiarkannya selama beberapa hair. Setelah beberapa hari itu, roti akan ditemukan dalam keadaan berjamur. Yang terjadi pada roti saya sih waktu itu warna jamurnya putih, dan bentuknya agak bulat, tidak menjijikkan menurut saya. Tetapi baunya itu lho, mantap sekali menyengat.
Nah, suatu ketika, kaki saya itu kulitnya terlihat seperti bibir pecah-pecah. Mungkin gampangnya seperti terkelupas di sana-sini. Mulanya saya tidak tahu fenomena apa yang terjadi pada kaki saya itu. Namun karena baunya mirip dengan bau jamur yang ada di roti praktikum saat itu, jadilah saya membuat analisis asal-asalan bahwa fenomena yang terjadi di kaki saya tersebut adalah fenomena jamur. Agak masuk akal juga sih. Baunya mirip, tapi tidak semenyengat (dengan perbandingan yang cukup jauh) jamur di roti, dan kaki saya pun memang gampang berkeringat yang dapat menyebabkan kondisi di kaki lembab. Jamur di roti pun tumbuh karena keadaan lembab kan? Semakin yakin lah saya dengan analisis saya, walaupun belumdibuktikan secara ilmiah.
Tetapi untungnya fenomena itu tidak berlangsung terlalu lama, walaupun sebenarnya tidak mengganggu juga sih. Cuman bikin risih aja. Nah, karena proses pengalaman yang cukup panjang itu lah akhirnya saya menamakan blog ini dengan nama 'kakijamuran'. Walaupun sebenarnya tidak ada hubungannya selama ini.

Selain itu kenapa saya buat dengan latar digimon? (Paling tidak saat saya menulis blog ini). Karena saya suka! Ceritanya menarik dan keren! Walaupun yang berhasil menurut saya hanya season pertama dan keduanya saja. Dan for your information, nama digimon tersebut adalah Valkyrimon, perubahan tahap mega dari Silphymon.

Sekian aja deh tulisan saya yang sangat tidak nyambung dari atas hingga paragraf terakhir kali ini. Karena jika dilanjutkan mungkin, bahkan sangat mungkin untuk semakin tidak jelas dan tidak nyambung. Untuk itu saya akhiri sampai di sini.

Sekian dan terima kasih.


Kamar Maman, Pondok Bunayya, Depok
Rabu, 4 Februari 2009
Jam 21.50 WLM (Waktu Laptop Maman)

Selasa, 27 Januari 2009

SIM ooh SIM. Riwayatmu Kini..

Ini cerita yang bukan baru lagi sebenarnya.
Namun karena memang ini sedang saya alami, jadi tidak ada salahnya juga untuk sekedar berbagi cerita melalui blog ini.

Berkali-kali berurusan dengan polisi. Iyap, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan keseharian saya (udah kaya kriminal aja) ketika saya sedang mengendari motor tercinta saya. Hehe. Sampai saat ini saya sudah 4x ditilang polisi saat mengendarai motor, padahal usia saya dalam mengendarai motor terbilang masih sangat dini. (Saya baru aktif mengendarai motor sendiri saat kelas 3 sma, sekitar 1 tahun yang lalu, itupun hanya bolak balik sekolah-rumah dan sekitarnya). Tapi jangan salah sangka, saya bukan termasuk pengemudi ugal-ugalan, atau paling tidak saya tidak bermaksud menjadi seperti itu. Hhe.

Kejadian ditilang yang pertama ketika saya membonceng teman saya yang berinisial N tanpa menggunakan helm. Kalau ini ya mau bagaimana lagi, memang kami juga sih yang salah, udah tau harus pake helm, eh masih juga bandel. Walaupun saat itu saya baru pertama kali ditilang, saya mencoba untuk tetap stay cool dan menenangkan teman saya. Soalnya ternyata dia baru pertama kali juga kena tilang. Apes memang. Habis pikir saya, kalau kita panik, nanti kita akan mudah dikendalikan plisi. (dan memang benar begitu). Akbiat kejadian ini uang saya hilang 20ribu. (dengan jalan damai, sidang diwakilkan, atau apapun itulah namanya). Kata-kata pak polisi yang saya ingat dari kejadian pertama (kurang lebih):
"De, sidangnya itu nanti tanggal bulan X jam X di pengadilan jakarta timur. kamu harus pake kemeja berkerah dan rapi. tidak boleh terlambat menghadiri persidangan." (dengan nada yang menkut-nakuti dia menceritakan sistem persidangan yang seolah-olah menyeramkan dan meribetkan)

Kejadian ditilang yang kedua bertempat di sepanjang jalan Bypass (bener gini tulisannya bukan?) ke arah cawang. Kalau kali ini teman saya yang mengendarai motor, bukan saya, namun inisialnya kali ini H, bukan N. Kebetulan dia memang tidak terlalu tahu daerah situ, jadi saya harus memberitahunya kalau motor harus selalu masuk jalur yang di sebelah kiri (jalur lambat atau apalah namanya, yang dipakai untuk angkot juga). tapi entah ngelindur atau ngeyel, dia main santai aja masuk jalur biasa. Eh tau-tau di depan ada polisi. Alhasil kita kena tilang lagi. Berbasis pengalaman dari kejadian pertama saya sudah semakin ahli untuk bernegosiasi dengan polisi. Dengan segala dalih dan alasan, uang yang sebelumnya 20 ribu (di kejadian pertama) kini saya hanya mengeluarkan 10 ribu. Hore..!! Tindakan dari pak polisi yang saya ingat:
Dia menyuruh saya untuk berbalik dan memasukan uang 10ribu itu di dompet saya lalu baru memberikannya ke dia. Mungkin dengan itu seolah-olah pak polisi itu tidak menerima uang dari saya yah? saya juga ngga ngerti, agak ribet emang dia.

Kejadian ketiga paling saya sesalkan. Karena cuman masalah sepele aja, saya kena tilang lagi. Saya memang saat itu tidak terlalu tahu daerah yang saya sedang berada di sana. So, saya cuman mengikuti laju mobil aja pelan-pelan. Sampai di suatu titik, saya (rasanya) ingat bahwa di persimpangan itu saya harus belok kanan, jadilah saya ambil arah untuk belok kanan mengikuti mobil-mobil lainnya. Eh, ternyata lampu sudah merah dan ada polisi persis di depan saya. Dan dapat diduga, saya kena tilang lagi! Ketika itu memang saya tidak sedang membawa uang banyak, hanya tinggal sisa beberapa lembar ribuan saja di kantong jaket. Akhirnya saya memutuskan untuk ditilang saja sama pak polisinya. Dan yang menyebalkannya si polisi itu berkata begini:

Polisi: "Wah ngga ada uang de? Apa ade mau cari rumah kenalan atau saudara dulu dekat sini untuk pinjam uang? Saya bisa tunggu ko."
Saya: "Ngga ada kenalan pak saya dekat sini. Udah tilang aja!
Polisi:"Yaudah kalau bgeitu. Tapi kalau sudah ada uang dan mau ambil SIM-nya sebelum hari-H sidang, di sini bisa ko. Cari aja bapak X. Saya tunggu sampai tanggal sidang."
Saya: (boleh mukul muka bapak ngga?)

Berkat kejadian ketiga ini kurang lebih saya tahu apa yang terjadi pas di persidangan itu. Ternyata hanya sekedar mengurus administrasi-administrasi apalah itu namanya, engga seperti yang diheboh-hebohkan oleh si polisi pertama. Dan setelah itu saya baru tahu bahwa SIM yang sudah ditilang itu disteples sama pengadilan. (buat apa yah?)

Kejadian terakhir terlalu memalukan untuk diceritakan. Yah, pastinya karena hal sepele lagi lah. Gagal saya menjadi pembalap motor terkenal, pupus harapan Huff. Karena hal sepele aja bisa ditilang. Karena saya sudah malas membayar ke polisi dan sekali-sekali ingin jadi warga yang patuh hukum, saya memutuskan untuk ditilang aja. Pikir saya, daripada menggemukkan perut polisi itu yang sudah buncit, mendingan bayar denda ke pengadilan nantinya bisa lebih bermanfaat (kalau ngga dikorup juga). Dan kebetulan sidang kali ini pada bulan Agustus 2008, namun kenyatannya sampai SAAT INI saya belum mengambil SIM saya. Apa nasibnya ya beliau? Semoga baik-baik saja deh.

Apa ada yang pernah punya pengalaman semacam ini? Kalau iya, tolong di-share dong. Apa SIM yang ngga diambil di pengadilan berbulan-bulan masih bisa diambil juga? Kalau bisa, apakah prosedurunya biasa atau tambah ribet? Terima kasih yang mau sharing.

*Ini semua gara-gara belum ada waktu untuk ngurusinnya nih (dan males. hha).