Sabtu, 08 Desember 2012

Hiburan?

Buka laptop temen, nge-klik folder 'hiburan'. Ternyata di dalamnya selain ada file-file musik, ada juga folder yang bertuliskan 'murottal'. Aah, luar bisa! Tercengang sangat! #lebay

Semoga, semoga.

Kamis, 06 Desember 2012

Begin With The End

Jadi saya dapat tugas untuk menetapkan semacam tujuan/goal dalam hidup. Uniknya, bukan 10 atau 20 tahun ke depan yang dijadikan acuan, melainkan akhirat. Mudahnya, mau seperti apakah kita nanti ketika digambarkan oleh orang-orang yang memberikan sambutan pada upacara pemakaman diri kita. Mulai dari orangtua, sahabat, rekan kerja, tetangga, hingga Allah SWT.
Luar biasa bukan?

#dzikrulmaut

Senin, 03 Desember 2012

Kesan Pertama

Pada suatu sesi, saya dan rekan-rekan sekelas saling memberikan penilaian terhadap setiap orang dengan menuliskannya di selembar kertas. Nah, karena kami belum terlalu lama mengenal satu sama lain, otomatis penilaian yang diberikan adalah kesan pertama yang dirasakan oleh masing-masing pribadi secara subjektif. Walau tentu hal ini tidak selamanya salah, bisa jadi ada benarnya juga. Bahkan bisa juga memang benar-benar tepat.

Sekedar share saja, berikut ini adalah kesan pertama rekan-rekan sekelas saya terhadap orang yang bernama Muharram Atha Rasyadi ini. :)

Positif: 
- asyik diajak ngobrol
- terstruktur
- public speaking oke
- baik
- unik, wawasan luas
- luas pengetahuan tentang anime :p
- ide cemerlang
- suka ketawa
- visioner, banyak ide
- muka kartun banget (untuk yang kesekian kalinya dalam hidup)
- pemikir
- ramah, supel
- cerdas, kritis, aktif

Negatif: 
- kadang ngga fokus, sibuk sendiri
- punya dunia sendiri ^_^ *beneran pake emot tulisannya
- pendiem keliatannya
- sibuk dengan BB
- suka melakukan hal yang aneh
- cuek
- kurang kasih banyak ide
- harus lebih ramah lagi

Semoga penilaian ini dapat menjadi masukan bagi saya pribadi untuk terus selalu meningkatkan kualitas diri. Aamiin.

Itu kesan pertama mereka terhadap saya, kalau kamu? :)

Jumat, 30 November 2012

Jurnal Harian 6: Friend Raising

Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit mengulas soal fund raising.

Secara umum, fund raising adalah kegiatan penghimpunan dana yg dilakukan oleh suatu kelompok/organisasi/lembaga dengan tujuan tertentu yang dapat mendukung visi kelompok/organisasi/lembaga tersebut.

Ah ya, saya tidak mencantumkan sumber dari definisi di atas karena itu memang merupakan definisi versi saya sendiri. :p

Nah, kenapa sih suatu lembaga, terutama lembaga nirlaba, perlu melakukan fund raising? Kurang lebih inilah alasan-alasannya:

1. Membiayai program dan operasional lembaga tersebut.

2. Menjaga sustainability (keberlangsungan) lembaga tersebut.

3. Meningkatkan eksistensi lembaga tersebut di samping melalui program.

4. Melaksanakan perintah Allah (khusus untuk lembaga amil zakat).

Fund raising sendiri terbagi atas tiga kategori berdasarkan sasarannya, yaitu retail (perorangan), korporat (perusahaan swasta), serta lembaga donor. Masing-masing kategori memiliki teknik atau pendekatan yg berbeda-beda. Mudahnya, tidak akan sama cara kita berbicara pada satu orang lawan bicara dengan presentasi di hadapan suatu kelompok kecil. Orang yang ahli di satu kategori tertentu belum tentu ahli di kategori lainnya.

Untuk tekniknya secara terperinci, tidak akan saya bahas pada kesempatan ini. Mengapa? Karena kebetulan saya belum memiliki ilmunya. :p

Namun ada satu hal penting yg perlu diingat baik-baik, yaitu "fund raising is friend raising". Artinya, penting bagi para fund raiser untuk membina hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan para donatur. Jangan hanya melakukan pendekatan yang begitu intense ketika ingin menghimpun donasi, namun melupakan donatur setelah kita mendapatkan dana dari mereka. Salah satu alasannya adalah biaya (cost) untuk menjaring para donatur baru bisa mencapai  tiga kali lipat biaya untuk (sekedar) menjaga hubungan dengan para donatur lama. Dengan begitu, ada peluang untuk mereka ingin memberikan donasi secara kontinyu.

Yap, sekianlah paparan singkat saya mengenai fund raising. Mohon maaf jika banyak kekurangan maupun kesalahan. Bagi yang berminat, mari kita diskusikan bersama. :)

Jurnal Harian 5: Islam dan Kepedulian Sosial

"Jangan (hanya) melihat ketaatan seseorang dalam beribadah seperti sholat, tapi lihatlah (juga) bagaimana ia dalam memegang amanah dan peduli terhadap tetangganya."

Yap, rasanya hal itu merupakan salah satu insight yg saya dapatkan dari sharing knowledge dan value oleh para pemateri di dalam kelas. Mereka, para pemateri, merupakan orang-orang yg hebat di bidangnya masing-masing. Dengan pengalaman, pengetahuan, capaian, serta nilai yg dimiliki, mereka mampu memberikan inspirasi pada saya dan rekan-rekan lainnya.

Tapi, apa sih sebenarnya maksud dari pernyataan di atas tersebut?

Nah, mari kita coba bahas secara singkat.

---

Islam sebagai sebuah agama telah mengatur para pemeluknya untuk dapat menyeimbangkan aspek ibadah dengan Allah, sang khaliq, maupun dg makhluk atau manusia lainnya. Artinya, seorang muslim diharapkan tidak hanya taat beribadah secara individu namun juga memiliki kepedulian sosial yg tinggi.

Kalau mau kita tilik sedikit, mari kita cermati lima pilar penopang agama yg termasuk ke dalam rukun Islam. Pasti sudah tau semua kan ya? :p
Dari kelima rukun tersebut, ternyata beberapa di antaranya memiliki aspek sosial atau hubungan dg manusia lainnya, tidak hanya mengatur hubungan dengan Sang Pencipta.

Syahadat misalnya. Dengan mengakui bahwa Allah lah Tuhan yg berhak disembah dan Muhammad adalah utusan-Nya, seorang muslim seharusnya menganggap bahwa dirinya sama, sederajat dengan manusia-manusia lainnya. Tidak boleh membedakan satu sama lain, apalagi merendahkan. Yap, hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari ber-Islam-nya seseorang. Mengakui bahwa semua manusia merupakan hamba yg tidak ada bedanya di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.

Berikutnya adalah zakat. Salah satu rukun yg sering dilupakan oleh para muslim ini memiliki nilai sosial yg begitu tinggi. Dengan memberikan sebagian (kecil) harta mereka kepada orang yg tidak mampu, seorang muslim diharapkan terasah kemauannya untuk terus saling berbagi untuk sekitarnya.
Tapi tidak sampai di situ, filosofi dari zakat adalah mengangkat kesejahteraan secara jangka panjang (pemberdayaan). Artinya, para mustahiq setelah menerima bantuan dana zakat sebenarnya diharapkan untuk dapat menopang kebutuhannya secara mandiri. Maka seperti yg kita ketahui pada zaman kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, zakat mampu menciptakan sebuah tatanan masyarakat yg di dalamnya tidak lagi ada orang yg mau menerima dana zakat karena sudah dapat mandiri secara finansial.

Betapa tinggi bukan aspek sosial dari salah satu rukun Islam ini? Namun sayangnya semangat ini sering sekali diabaikan.

Nah, kedua rukun tersebut rasanya cukup menjelaskan mengapa seorang muslim dituntut memiliki kepedulian sosial yg tinggi. Implementasinya tidak melulu melalui zakat dan infaq, namun bisa yg lainnya. Membantu tetangga, menjawab salam, memberikan senyuman, maupun mengajarkan pengetahuan misalnya, hal-hal tersebut jg merupakan ibadah yg bertujuan menjaga hubungan dg manusia lainnya. :)

---

Tulisan ini dibuat utamanya sebagai pengingat bagi diri sendiri. Semoga kita senantiasa memiliki kepedulian terhadap lingkungan di sekitar kita. :)

Selasa, 27 November 2012

Jurnal Harian 4: Relawan Setengah Hari

Kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Rasanya ketiga aspek itulah yg menjadi fokus gerakan filantropi Islam dalam negeri beberapa tahun terakhir. Tentu wajar, mengingat ketiganya merupakan aspek yg begitu vital berperan dalam kesejahteraan manusia secara umum.

Hari ini, saya berkesempatan untuk sedikit merasakan bagaimana bekerja di Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC), sebuah jejaring yg bergerak di bidang kesehatan.


Temanya adalah 'Relawan Satu Hari'. Namun kalau mau dicermati, rasanya lebih tepat diganti menjadi 'Relawan Setengah Hari' (karena kami baru mulai bekerja setelah istirahat siang). :p


---

Saya dan beberapa orang rekan sampai ke LKC sekitar pukul 10 pagi. Di sana, kami dijelaskan mengenai profil LKC secara singkat. Setelah ada sedikit tanya jawab, barulah kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk ditempatkan ke unit-unit yg ada di sana.


Kebetulan, saya mendapatkan kesempatan untuk mencoba bekerja di bagian Customer Service (CS) dan UGD.


---


Di bagian CS, saya bertanya banyak dan mengamati bagaimana proses registrasi para dhuafa untuk mendapatkan layanan gratis di sana. Unit  CS dikhususkan untuk melayani para member yg telah terdaftar. Bagi para dhuafa yg belum memiliki keanggotaan, tempat untuk mendaftarnya adalah unit Kepesertaan. FYI, karena sebagian besar dana LKC ini bersumber dari dana zakat (dimana hanya ditujukan untuk delapan ashnaf), pengelola perlu memastikan apakah para pendaftar keanggotaan benar-benar tergolong tidak mampu (dengan melakukan survey lapangan ke rumah pemohon keanggotaan).


Proses registrasi untuk mendapatkan layanan pun ternyata bisa dibilang simpel dan tidak merepotkan. Dengan hanya menunjukkan kartu anggota dan memberi tahukan layanan yg diinginkan, CS akan memrosesnya dalam waktu yg singkat. Tidak sampai 3 menit! Layanan yg disediakan di LKC meliputi poli umum, gigi, mata, kebidanan, gizi, juga beberapa layanan spesialis dan yang lainnya. Meski untuk layanan spesialis, ada jadwal-jadwal tertentu setiap minggunya.


Nah, selain mengamati dan bertanya, tentunya saya juga sempat merasakan bagaimana menjadi seorang Customer Service di LKC yang bertugas melayani para dhuafa yang datang ke sana, walau hanya sebentar. Hehe.


Berikut adalah gambar dari unit Customer Service LKC:



---

Yah, begitulah paparan singkat saya ttg pengalaman saya menjadi 'relawan setengah hari' di LKC. Untuk di UGD, rasanya tidak banyak yg bisa diceritakan karena memang tidak ada yg saya kerjakan di sana, alias gabut. Haha.

Yuk, mari semangat untuk mengawali satu minggu ini ke depan, yooosh! :-D

Minggu, 25 November 2012

Jurnal Harian 3: Perbedaan

Tampaknya memelajari ilmu fiqih tak dapat dilakukan hanya dalam waktu singkat, apalagi satu hari saja. Begitu pun dengan fiqih zakat. Pada hari ketiga in-class training, kami mendapati lagi materi mengenai fiqih zakat dijelaskan di dalam kelas. Padahal tepat sehari sebelumnya, materi tersebut sudah disampaikan kepada kami walau oleh pemateri yang berbeda.

Namun uniknya, ternyata ada beberapa pandangan yang cukup berbeda (tidak mesti bertentangan) dari kedua pemateri pada kedua hari tersebut. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu memersoalkan ini, malah rasanya beruntung dapat mengambil dua perspektif yang berbeda akan satu hal yang sama. :)

---

Ini mengenai muallaf. Seperti yang tercantum di dalam Qur'an, muallaf merupakan salah satu golongan dari delapan ashnaf (mereka yang berhak menjadi penerima zakat). Tujuan pemberian zakat terhadap muallaf adalah untuk menguatkan keimanan mereka ketika telah memutuskan untuk masuk ke dalam Islam. Yah, karena sangat mungkin mereka tidak lagi mendapat dukungan sosial maupun materi dari kaumnya yang bukan pemeluk agama Islam.

Salah seorang peserta pelatihan bertanya, "Sejauh mana seseorang dapat dikatakan sebagai muallaf?"

Pemateri pertama menjawab, "Muallaf itu ya batasannya ketika mereka telah mengucap syahadat dan memeluk agama Islam. Jika belum menjadi seorang muslim, maka mereka tidak layak untuk mendapatkan zakat dari para muzakki."

Pemateri kedua menjawab, "Muallaf itu bisa merupakan orang yang baru saja memeluk agama Islam ataupun non-muslim yang (sangat) memiliki potensi untuk masuk ke dalam Islam. Bisa jadi zakat yang diberikan menjadi penguatan bagi mereka atas keyakinannya. Selain itu, termasuk juga para muallaf yang telah memeluk agama Islam, namun dalam perjalanannya keimanan mereka melemah."

---

Potongan cerita tersebut hanya salah satu contoh perbedaan pandangan yang disampaikan oleh kedua pemateri yang berlainan. Bukan untuk mengumbar, tapi sekedar berbagi pengalaman. Saya yakin perbedaan semacam ini nantinya akan sering kita jumpai dalam keseharian kita. Persoalannya adalah bagaimana kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan bijaksana. :)

Wallahua'lam bishshawab.

Sabtu, 24 November 2012

Jurnal Harian 2: Perbekalan Inti

Hari ini merupakan hari pertama saya mendapatkan materi di kelas yang sesungguhnya, literally. Mengapa bisa dibilang begitu? Yah, sebenarnya karena dua hari sebelum ini, materi diberikan di dalam ruang aula ataupun ruang rapat yg biasanya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar.

Ah iya, sebelum beranjak lebih jauh, ada baiknya saya menjelaskan kegiatan apa saja yang saya lakukan dalam beberapa hari terakhir ini. Pasti pada penasaran kan? Hoeks.

---

Jadi begini, terhitung Selasa kemarin, tanggal 21 November 2012, saya mulai menapaki lembaran baru dalam kehidupan saya, yaitu meniti karir di suatu lembaga zakat profesional dalam negeri. Untuk memiliki kompetensi dan pengetahuan yg mumpuni sebagai agen dari lembaga tersebut, saya dan beberapa rekan lainnya perlu menjalani masa training selama kurang lebih satu tahun.

Nah, jadi materi yg saya maksud di awal tadi adalah materi-materi yg berhubungan dengan zakat serta pengelolaannya. 

---

Jujur saja, hari ini materi yg diberikan tentang fiqih zakat cukup membuat saya puyeng. Kenapa? Karena ternyata ada aturan main yg begitu terperinci mengenai zakat dan pembayarannya. Misalnya, apa itu zakat, kapan perlu dibayarkan, kriteria apa yg menjadikan seseorang itu wajib zakat, apa bedanya dengan infaq dan shodaqoh, dsb dsb.

Yah, awalnya sih saya hanya tahu bahwa zakat itu besarannya 2.5% dari harta yg dimiliki tanpa detail lebih lanjut. Padahal, tidak semudah itu juga ternyata. Haha. Mengenai ringkasannya, mungkin lain kesempatan akan coba saya susun. Itupun kalau sudah benar-benar paham. Yosh!

Walaupun kl coba saya ingat-ingat, bab tentang zakat rasanya sudah pernah dipelajari saat masih berada di sekolah menengah atas. Tapi entah kenapa, ingatan-ingatan itu menguap tak berbekas dari kepala.

Harap saya, semoga Allah memberikan kemudahan bagi saya dalam memahami apa yang akan menjadi perbekalan inti saya sebagai seorang amil profesional. :)


---

Sebagai penutup, di samping pengetahuan baru yg diperoleh, setidaknya ada beberapa insight yg dapat dipetik dari apa yg saya dapatkan di kelas. Antara lain:

1. Pentingnya melakukan pencatatan keuangan pribadi. Hal ini nantinya akan memudahkan saat kita menghitung berapa jumlah zakat yg perlu ditunaikan. (Berdasarkan refleksi seorang teman)

2. Pentingnya menguasai dasar-dasar fiqih zakat sebagai seorang amil. Alasannya, agar dapat menjawab pertanyaan orang-orang di sekitar kita. Biasanya, begitu orang lain tahu bahwa kita bekerja di sebuah lembaga zakat (apapun bidang/divisinya), pertanyaan-pertanyaan seputar zakat tak dapat terhindarkan, kapanpun dimanapun.

3. Pentingnya berpikir secara kreatif maupun makro dalam menanggapi isu zakat nasional. Potensi zakat dalam negeri yg begitu besar akan dapat dioptimalkan jika terjadi sinergi dari berbagai pihak dalam pengelolaannya. Pun jangan lagi memandang bahwa zakat hanya sekedar karitas sesaat saja.

4. Terakhir, pentingnya senantiasa mengikhlaskan diri dalam belajar maupun bekerja. :)

Kamis, 22 November 2012

Jurnal Harian 1: Lagi-lagi Soal Keunikan


Sudah dua hari ini saya menjalani pelatihan untuk menjadi seorang amil profesional. Yah, mungkin bagi sebagian orang, kata itu sangat terkesan asing di telinga, apalagi untuk sebuah profesi.

Jadi, apa itu amil?

Mudahnya, amil adalah seseorang yg bertugas mengelola dan mendistribusikan dana zakat maupun infaq shadaqoh. Kalau mengutip perkataan salah satu pemateri, Bapak Fatchuri, amil itu pekerjaan yang luar biasa. SK-nya langsung diturunkan oleh Allah melalui qur'an, job desc-nya dijelaskan oleh Rasulullah melalui hadits, dan SOP-nya dirancang oleh para ulama melalui ijtihad. Bukan main-main, ganjarannya syurga di akhirat kelak. :)

Jujur saja, sebelumnya tidak ada bayangan saya untuk menekuni profesi ini saat masih duduk di bangku kuliah, apalagi ketika  masih berseragam putih abu-abu. Intinya, saya hanya ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kerja-kerja nyata, apapun bentuknya. Titik.

Tapi kelihatannya Allah memberikan saya petunjuk untuk mengabdi melalui jalan yang tidak pernah diduga oleh saya sebelum ini. :)

---

Ada hal-hal menarik yang bisa saya dapatkan dari materi hari kedua kemarin. Lagi-lagi soal keunikan manusia.

Pada suatu sesi, salah seorang pemateri mengatakan kurang lebih begini:

"Selalu ada jalan bagi seseorang untuk beramal di sini, asalkan ada niat. 

Seorang fotografer dapat menyumbangkan keahliannya dengan mengabadikan momen-momen berharga dan menyebarkannya melalui media. 

Seorang trainer dapat memberikan ilmu yg dimilikinya untuk mengembangkan potensi orang-orang di sekitarnya.

Seorang simpul massa dapat mengajak lingkar-lingkar massanya untuk mau berkontribusi dalam berbagai macam hal.

Seseorang yang memiliki waktu luang dapat mendedikasikan wakunya untuk hal-hal yang memberikan kebermanfaatan luas."

Begitu juga dg seorang penulis, juru masak, guru, ahli fisika, dan sebagainya. Semuanya dg keunikan potensi yg dimiliki oleh masing-masing individu. Ingat, intinya asalkan ada niat. :)

---

Rasanya kurang lengkap tanpa menutup tulisan ini dg salah satu kutipan favorit saya.

"Sakura adalah sakura, azalea adalah azalea. Mereka semua tampak cantik karena berbeda. Manusia sama seperti bunga, tak perlu tampak sama. Setiap orang harus berusaha untuk mekar dan menampakkan keindahan sendiri-sendiri."
(Yamazaki Tanpopo - Imadoki)

Wallahu'alam bishshawab.

Selasa, 20 November 2012

Renungan Kakus

Postingan kali ini cukup tak penting, sungguh. Jadi, feel free untuk mengabaikannya ya.

---

Pada hari ini, saya (kembali) menggunakan toilet untuk buang air besar di tempat yang baru pernah saya kunjungi untuk pertama kalinya. Selagi menikmati fasilitas toilet tersebut, sejumlah ide melompat-lompat dalam pikiran saya. Entah kenapa, saya merasa perlu untuk membagikan ide- ide itu. Akan saya uraikan dengan singkat, kurang lebih begini:

Bagi saya, setidaknya ada dua indikator yang menandakan bahwa seseorang telah dapat dikatakan mempunyai rasa memiliki terhadap suatu lingkungan (fisik). Rasa memiliki yang saya maksud adalah perasaan dimana seseorang menganggap lingkungan tersebut sama seperti rumah tempat tinggalnya sendiri. Berikut adalah indikatornya:

Pertama, orang itu tidak akan mengotori lingkungan tersebut dengan membuang sampah sembarangan ataupun perilaku lainnya. Alasannya? Saya yakin orang dengan akal sehat tidak akan mengotori rumahnya sendiri. (Walaupun standar seseorang dalam kebersihan dan kerapihan sangat variatif)

Kedua, orang itu nyaman untuk buang air di toilet yang ada di lingkungan tersebut. Alasannya? Kurang lebih seperti perkataan yang sering diucapkan oleh sebagian orang, "Ah, gua ngga bisa kalau ngga BAB di kamar mandi rumah gua sendiri! Ngga nyaman di tempat lain."

Well, itu pendapat saya. Kamu? :)

---

Pernah melihat gayung dengan bentuk hati? Kalau saya, kebetulan baru saja melihatnya lagi untuk kesekian kalinya. Nah, tulisan ini akan saya tutup dengan filosofi (asal) dari gayung tersebut yang saya renungkan dengan begitu cermat di dalam toilet.
"Rasanya saya mengerti mengapa gayung yang letaknya di kamar mandi ini dibentuk seperti hati. Agaknya dia ingin mengajarkan bahwa kita tetap perlu melibatkan hati dalam setiap tindakan yang kita lakukan, sekalipun di tempat-tempat yang tidak terlihat oleh orang lain (seperti kamar mandi)."

Jumat, 14 September 2012

Pengakuan (Mantan) Anak Rohis :p

Kicauan ini saya sampaikan di linimasa pada Jumat, 14 September 2012 dengan tagar #rohis.

---

Ketinggalan berita nih. Jadi ini ya, sempet ngelihat postingan salah seorang temen di FB: pics.lockerz.com/s/244205328

Bukan mau klarifikasi sih, tapi share pengalaman aja lah. Toh ane ngga nonton persis beritanya. Mesti belajar tabayyun kali ya. :p
Biar keliatan kredibel, pake bahasa ane-antum dulu lah. Hakhak

Jadi begini, di rohis itu, kita belajar jadi da'i bukannya teroris. Minimal di sekolah ane dulu lah. Apaan tuh da'i kakak? Simpelnya pelaku dakwah. Nah dakwah sendiri meliputi kegiatan menyeru pada yg ma'ruf & mencegah dr yg mungkar. Landasannya apa kakak? Sila cek QS 3:104. Lebih mudahnya, ngajak orang biar mau ber-Islam secara baik.

Kalau teror/teroris apa dong? Teror itu usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan (KBBI).

Alhamdulillah anak rohis biasanya lucu-lucu (minimal jayus), jadi sih kayanya sulit bikin takut orang lain. :p
Anak rohis juga bervisi lah. Lebih ngena mana, ngajak dg bikin tertarik orang atau dibikin takut? Jadi, dari dulu tuh kami puyeng gimana ini biar bisa bikin acara-acara yg menarik. Boro-boro deh menebar ancaman & kengerian. #curcol

Biasanya sih yang paling sering dicurigain itu kegiatan mentoring. Coba yg setuju angkat tangaaan..
Mentoring? Yah, bahasa kerennya sih liqo. Pihak sekolah (guru) kadang ada yg ngga suka tuh kl alumni yg ngisi mentoring. Takut dijejelin yang aneh-aneh kayanya. Padahal mah ane pribadi ngga peduli mau yg isi alumni atau bukan, yg penting bisa ngasih pemahaman mengenai Islam secara benar. Ceritanya kan jam pelajaran agama di sekolah yg cuman 2 x 45 menit seminggu itu kurang kakak~ :p

Apalagi dulu visi sekolah ane mengedepankan IMTAQ dulu baru IPTEK. Nyatanya? Hakhak. Karena pihak sekolah kurang bisa memfasilitasi, untuk itu lah rohis ada. Alumni di sini sbg fasilitator aja. Kalau udh ada ustadz-ustadz yg ngisi di sekolah, ngapain juga ya repot-repot balik ke sekolah? :p

Mempelajari Islam, otomatis ya meneladani Rasulullah. Dulu orang banyak mau masuk Islam juga karena akhlaq Rasulullah yg luar biasa oke. Intinya dibikin tertarik, bukan dibikin takut.

Nah, menanggapi soal berita tadi (yg saya ngga lihat sebenernya), ane sih #kalem aja lah. Kalau ada yg bilang itu ngga valid dan terlalu menggeneralisir, buat yg ngebantah bisa nyajiin data yg valid dan akurat ngga? Kalau bisa, bagus itu! Bisa dilawan berarti. Kalau engga, ya jangan sampe kita pake standar ganda. Tapi untuk minta pertanggungjawaban metodenya ya itu baik. Harusnya ada etika dalam mempublish berita semacam itu. Karena ane juga ngga punya data, makanya ane bilang ini bukan klarifikasi. Tapi sekedar sharing aja. :)

IMO, ikut pengajian di sekolah malah relatif lebih aman dibanding tempat lain karena gampang diawasi oleh pihak sekolah dan orangtua.

Ane sih kasian juga nanti kl opininya malah bergeser ke jaringan tarbiyah. Padahal kl ngga ada Tarbiyah, syiar Islam di sekolah-sekolah (min Jakarta) bisa dipastikan melempem euy.

Sekian dulu aja deh twit ane soal #rohis kali ini. Kebenaran datang dari Allah, janganlah engkau ragu untuk menerimanya. Assalamu'alaikum~

---

Maaf kalau rada muter-muter, maklum lewat twitter sih ngocehnya. :p

Senin, 10 September 2012

Latihan


Teman 1: "Fuuuuh.." (makan sambil nahan pedes)

Teman 2: "Wah, lu emang susah ye kalo makan pedes. Haha."

Saya: (spontan) "Itung-itung latian lah, ntar kalo dapet istri orang Padang gimana? Siapa tau gitu.."

---

Dalem hati mikir, untungnya saya (hampir) semua makanan bisa masuk ya, alhamdulillah. Terima kasih pada kedua orangtua saya yang sedari dulu selalu memaksa saya mencoba berbagai jenis makanan serta menghabiskannya. :)

Dampaknya? Hal kaya gini ngga terlalu jadi pertimbangan pas cari pasangan hidup. :p

Selasa, 04 September 2012

Tentang Hijab

(Dikira) Perempuan

Perawakan yang tidak tinggi (namun tidak terlalu pendek), berat badan di bawah ideal, kulit cukup putih, dan rambut lurus yang saya miliki sebagai seorang laki-laki ini seringkali membuat sebagian orang bingung dengan jenis kelamin saya (dalam perjumpaan pertama). Bahkan ada orang-orang tertentu yang mengatakan bahwa saya cantik. Kadang saya bingung, entah perlu bersyukur atau tidak dengan kondisi seperti ini. Hakhak.

1. Kejadiannya saat penerimaan raport kelas X (1 SMA). Saya masih ingat betul. Saat itu, saya sedang duduk di depan kelas menjaga presensi untuk orangtua murid yang datang dan akan masuk ke dalam kelas. Tiba-tiba seorang teman menghampiri, katanya, "Tha, masa nyokap gua bingung pas ngeliat lu daritadi! Dia mikir ini orang cewe atau cowo.". Padahal waktu itu rambut saya bisa dibilang tidak panjang, mengingat peraturan SMA yang masih cukup ketat. Ya, ini yang pertama. Setidaknya dalam ingatan saya.

2. "Oh, laki toh! Saya pikir gadis", kata seorang nenek penjual minuman setelah (nampaknya) mengamati saya dengan seksama. Begitu mendengar ucapan nenek tersebut, langsung saja teman-teman saya melepaskan tawanya. Memang, kali ini rambut saya cukup panjang jika dibandingkan dengan laki-laki pada umumnya. Ini terjadi saat saya sudah di kuliah.

3. Kemarin. Ketika mengunjungi rumah seorang teman, saya dikenalkan dengan ibunya. Awalnya, beliau hanya tersenyum dan diam. Selang beberapa lama, ibunya menepok saya sambil berkata, "Ini laki-laki ya? Kirain perempuan tadi pas lihat. Habis kecil sih". Yah, kurang lebih begitu kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saya hanya tersenyum. Ini bukan yang pertama, sebelumnya sudah ada ibu dari teman kuliah saya yang juga bingung ketika saya sedang main ke rumahnya.

Risih? Kesal? Hmm, kelihatannya sudah terhabituasi. Satu harap saya, semoga pasangan saya kelak tidak merasa minder dengan kondisi yang sering dikira perempuan seperti ini. :)

Senin, 27 Agustus 2012

Harap

"Mendoakan itu ya dalam diam. Kalau diucapkan, itu hanya untuk menyenangkan hati saja."
Setiap orang mungkin punya pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Tapi bagi saya, ketika kita sungguh-sungguh ingin mendoakan seseorang, lebih baik tidak dinyatakan langsung pada orang yang bersangkutan.

Kenapa?

Ketika kita menyampaikannya, sangat mungkin doa tersebut telah diiringi hal-hal lain yang menyebabkannya tidak lagi semurni niat kita pada awalnya, yaitu (hanya) menginginkan yang terbaik bagi dirinya. Sebagai manusia, wajar ketika kita menaruh harap pada hal-hal yang telah kita berikan pada orang lain. Begitu pula dengan mendoakan. Dengan dinyatakannya doa kita pada orang yang ingin didoakan, minimal (baik sadar maupun tidak) kita ingin mereka tahu bahwa kita sesungguhnya menaruh perhatian pada mereka. Padahal, hakikat doa yang sebenarnya adalah media antara kita, makhluk, dan Allah, sang Khaliq (pencipta), untuk meminta maupun menyampaikan keluh kesah. Bukan antara satu makhluk dengan makhluk lainnya.

Salahkah?

Buat saya, tidak ada yang benar atau salah dalam hal ini. Toh nyatanya memang ada manfaat dari doa yang kita nyatakan pada orang lain. Ketika seseorang tahu bahwa kita mendoakannya, bisa jadi mereka menjadi lebih positif, merasa bersemangat, dan mengetahui bahwa ada orang-orang yang memerhatikan serta memerdulikan mereka.

Kesimpulannya?

Pilihan ada dalam diri kita masing-masing untuk mendoakan orang lain dalam diam, terucap, ataupun keduanya. Apakah itu untuk berharap yang terbaik bagi dirinya, menyenangkan hatinya, ataupun keduanya. :)


دَعْÙˆَØ©ُ الْÙ…َرْØ¡ِ الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ِ لأَØ®ِيهِ بِظَÙ‡ْرِ الْغَÙŠْبِ Ù…ُسْتَجَابَØ©ٌ عِÙ†ْدَ رَØ£ْسِÙ‡ِ Ù…َÙ„َÙƒٌ Ù…ُÙˆَÙƒَّÙ„ٌ ÙƒُÙ„َّÙ…َا دَعَا لأَØ®ِيهِ بِØ®َÙŠْرٍ Ù‚َالَ الْÙ…َÙ„َÙƒُ الْÙ…ُÙˆَÙƒَّÙ„ُ بِÙ‡ِ آمِينَ ÙˆَÙ„َÙƒَ بِÙ…ِØ«ْÙ„ٍ
“Do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: “Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi”. 
(HR Muslim)

Jumat, 13 Juli 2012

Renungan Jum'at

Sekedar renungan nih, boleh copas dari status FB ustdaz kenalan saya. :)
Katanya ma'mum itu mengikuti imam, tapi kenyataannya imamlah yang bagaimana ma'mum. Ketika imam ingin membaca bacaan yang panjang, ia dibatasi oleh ma'mum yang sakit, yang tua, yang lemah, sehingga imam pun harus menyesuaikan dengan ma'mum. Dan jika imam bacaannya pendek-pendek sementara ma'mumnya para huffadz, maka siap-siaplah posisinya digeser.
Begitu pula dalam bermasyarakat, rakyat memang harus mengikuti pemimpin, tapi bagaimananya pemimpin itu tergantung bagaimana rakyat. Jika pemimpin dzolim sementara rakyatnya adalah orang-oranmg yang adil, maka dia akan dihukum oleh rakyatnya, minimalnya hukuman sosial, dan rakyat akan memilih pemimpin yang adil. Jika pemimpin adil di tengah masyarakat yang bebal, dia pun akan terpental.

Tidaklah mungkin segerombolan perampok akan dipimpin oleh seorang ahli tasawuf yang shalih. Sebagaimana sekumpulan orang shalih tak mungkin mengangkat pemimpin yang fasiq. Pernahkah anda melihat sekawanan kuda zebra dipimpin seekor singa? Atau sekawanan singa dipimpin oleh seekor rusa.

Jika kita saksikan para pemimpin kita korupsi, maka hendaknya kita sebagai rakyat berintrospeksi diri. Seorang koruptor hanya akan bisa memimpin para koruptor. Jadi jangan-jangan kitalah yang korup???!!!

Hayooo ngaku, siapa yang tidak pernah nyogok polisi di jalan pas kena tilang? Siapa yang tidak pernah memberi uang pelicin kepada petugas kelurahan ketika mengurus KTP & surat-surat lainnya.? Siapa yang tidak pernah membuat SIM nembak atau berpelicin? Siapa yang tidak pernah entertain pejabat untuk menggoalkan tender? Siapa yang tidak pernah........... Tapi itulah realita.

Kamis, 05 Juli 2012

Kena Juga Akhirnya


Kemarin ada dua hal yang tak disangka-sangka terjadi dalam hidup gua.

Pertama:
Seharian ini gua main FIFA 2012 bareng temen-temen kostan dan kalah muluuu.. Suram!

Kedua:
Waktu dateng ke sidang temen gua yang anak Ekonomi di FE, gua diceburin ke kolam makaranya sama temen-temen kostan gua! Hadeuh, emang sih itu tradisi anak-anak di sana kalo ada yang baru aja selesai sidang dan dinyatain lulus sama pengujinya. Lah gua? Anak FE bukan, sidang juga udah lewat dari hampir dua minggu yang lalu. Ngga nyangka bener euy!


setelah insiden

Alhasil, yang tadinya dari FE mau lanjut ke Psiko buat ngerjain revisi skripsi jadi ngga jadi deh. Ya iya lah, habis diceburin gitu ya pasti gua mesti balik lagi dulu ke kostan buat mandi dan ganti baju, pokoknya bersih-bersih deh. Secara air di kolam  makaranya itu ngga tau udah bekas apaan aja, ijo-ijo gitu warnanya. Aseeeem!

p.s.: Setelah balik lagi ke kostan dan udah bersih-bersih, niat gua buat revisian di kampus jadi hilang. #alibi

Senin, 02 Juli 2012

Ckckck

Potongan lirik lagu ini didengar dari dua pengamen anak-anak yang berbeda dalam suatu angkot yang sama.
"Merintih hati ini tanpa dirimu.
Haruskah ku mati tanpamu.." 
"Maafkan aku tidak memilihmu sayang.
Kedua orang tuaku tak suka padamu."
Ck ck, dasar anak-anak zaman sekarang ya. Terlalu cepat dewasa. #soktua

Minggu, 01 Juli 2012

Diary Depresiku

Sebenernya ada suatu lagu yang bikin gua penasaran sejak lama. Lagu ini cukup sering rasanya gua denger dibawain sama pengamen, entah itu di bis ataupun angkot. Karena liriknya kayanya menarik, makanya gua penasaran. Nah, pada satu waktu, gua denger lagu itu di radio. Dalem hati, gua mikir, "Oh, ternyata emang ada beneran ya lagunya! Gua pikir cuman karangan pengamen doang.".

Kebetulan sekitar dua-tiga hari yang lalu, gua denger temen gua nyanyi lagu itu. Jadi gua tanya aja itu lagu apaan. Ternyata judulnya 'diary depresiku', yang bawain band namanya 'last child'. Ini nih lirik lagunya. Kalau penasaran, unduh aja sendiri ya. Haha.
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yang ku harap tiada pernah terjadi 
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami  mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Di saat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki 
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan 
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Di saat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan 


(lirik lagu diambil dari: http://gudanglagu.com/l/last-child/last-child-diary-depresiku/)

Sabtu, 30 Juni 2012

Kegureman

Yak, sudah dari kemaren gua merencanakan untuk ke Jakarta Book Fair, tapi entah kenapa ujung-ujungnya selalu ngga jadi. Mulai dari males tiba-tiba lah, bingung mau naik apa lah, sampe ngga ada yang bisa diajak buat nemenin. Dan untungnya hari ini semua halangan tersebut sudah sirna, alhamdulillah!


Memang sih, gua cuman doyan aja jalan-jalan liat pameran buku walaupun ngga beli apa-apa. Dan kali ini niat gua juga sekedar refreshing aja setelah selesai sidang skripsi, ngga ada incaran buku tertentu yang ingin dibeli. Padahal dari kemaren udah refreshing mulu (nginep di rumah temen, main monopoli, berenang, futsal sama temen kostan, maraton nonton anime,dsb).


Dengan bermodal motor dan helm pinjaman, berangkatlah gua dan seorang temen kostan gua dari Depok ke Senayan. Ah iya, sebenarnya gua ngga akan menceritakan detil perjalanan hari ini di post kali ini. Kenapa? Karena ya biasa aja! Ngga terlalu menarik untuk diceritakan.-_-


Tapi entah kenapa dalam perjalanan kali ini, ada beberapa hal 'sulit' yang kami temukan, inilah beberapa di antaranya:


1. Saat melihat-lihat salah satu stand komik-komik lama, temen gua menemukan komik berseri yang  cukup menarik dan sudah disusun menjadi satu paket (sekitar lima atau enam jilid). Lalu si temen gua ini nanya ke penjaga stand di sana;
A: "Mas, ini berapa harganya ya?" 
B: "Satu juta." (dengan muka senga') 
A: (tampak bingung) "Hah? Serius mas?" 
B: "Kalau mau yang lima ribuan yang di sana aja." 
A: "...." (-_-)

2. Seperti pameran buku biasanya, di sana juga ada talkshow semacam bedah buku gitu. Kebetulan hari ini lagi ada si Mice lagi bahas tentang kehidupan di Jakarta. Ngga ada yang salah sih dengan dia sebagai narasumber, tapi kami menemukan keanehan pada beberapa omongan dari si moderatornya.
M: "Iya, sebenarnya ada masalah yang lebih penting di Jakarta tapi ngga banyak orang yang tahu. Masalah itu adalah krisis air. Padahal secara logika, Jakarta kan sering banjir tuh. Jadi harusnya tidak kekurangan air bersih kan."
Gua dan temen: "....."

3.  Kalau kejadian ini pas kami mau makan. Nah, saat memasuki salah satu tempat makan, tiba-tiba seorang pelayan di sana menghampiri.
Pelayan A: "Wah mas, ayamnya lagi habis. Kalau mau tunggu sekitar 10 menit lagi." 
Gua dan temen: "10 menit nih mas? Oke." 
Pelayan A: "Iya, 10 menit. Silahkan." (kemudian kami berlalu menuju salah satu meja) 
Pelayan B: (datang menghampiri) "Wah mas, ayamnya lagi habis." 
Gua dan temen: "Nunggu 10 menit kan mas? Ngga apa ko." 
Pelayan B: "Ngga tau juga sih, ngga pasti. Bisa juga lama." 
Gua dan temen: "....." (langsung keluar dari tempat makan itu)
--- 

Yak, sekian saja post saya kali ini. May the force be with us. :)

Selasa, 14 Februari 2012

:)

"Wahai Rasulullah, andai engkau pergi ke suatu lembah untuk menggembala, dan di situ terdapat pohon yang sudah dijamah hewan-hewan, dan ada pohon lain yang belum tersentuh, dimanakah kira-kira kau akan menggembalakan untamu?"

"Di pohon yang belum tersentuh," jawab Nabi.

"Akulah pohon itu," kata Aisyah.

(HR Bukhari, dikutip dari Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah)

---

Semoga rasa cinta yang kita miliki dapat kita berikan untuk orang-orang terkasih setiap harinya. :)

Sabtu, 28 Januari 2012

Raruku en Shieru!

Awal tahun ini gua mendapatkan salah satu kabar yang cukup mengejutkan hingga bisa bikin gua bolak-balik ngga berhenti kayang. Apakah itu?
L'Arc~en~Ciel dikabarkan mau datang dan konser di Jakarta pada Mei tahun ini!
Wah wah waaaah! Ngga nyantai gua begitu denger berita ini. Gimana engga? Soalnya Laruku itu salah satu band favorit gua dari jaman SMP! SMP, bayangkan! :-D

Mendengar kabar tersebut, ya pasti mupeng lah! Ingin rasanya bisa menyaksikan langsung performa dari band legendaris tersebut. Rasa mupeng itu makin menjadi-jadi ketika gua lihat video promosi mereka ini:



Tapi, gejolak perasaan senang itu tiba-tiba sedikit terguncang ketika mendengar dan tahu list harga tiket untuk nonton konser tersebut. Haha, biasalah. Namanya juga mahasiswa.

FYI, Laruku adalah satu band legendaris terkemuka dari Jepang. Pada tahun 2011 kemarin, mereka baru saja memperingati ulang tahunnya yang ke-20! Artinya, mereka sudah memulai karir sejak tahun 1990-an.

---

Gua pribadi sebenernya baru mengikuti lagu-lagu mereka ketika kelas 2 SMP. Saat itu, kakak laki-laki gua iseng-iseng membeli/meminjam dari temannya (agak lupa) album Laruku yang baru dirilis yang berjudul SMILE. Karena dulu untuk sampai ke sekolah gua dan kakak selalu diantar dengan mobil oleh orangtua, jadilah itu kaset sering banget diputer di radio mobil. Tapi ngga hanya dari kaset, ternyata salah satu stasiun radio yang sering kami dengar juga sering memutar lagu-lagu dari album SMILE tersebut. Di antaranya adalah 'Ready, Steady, Go!' dan 'Feeling Fine'.

Kelihatannya, dari sanalah awal mulanya kenapa gua bisa suka sama lagu-lagu Laruku.

Merasa tertarik dengan Laruku, akhirnya kakak gua membeli dua lagi album kompilasi mereka, yaitu 'Best of 1994-1998' dan 'Best of 1998-2000'. Yah, karena berhubung mereka sudah lama berdiri dan tahun keluaran album-albumnya sudah cukup lama, jadinya susah untuk mencari kaset-kaset mereka yang masih ada di toko musik pada waktu itu. Tapi alhamdulillah, ada yang masih bisa kami dapatkan. :)

Beranjak SMA, teknologi semakin maju. Selain dapat membeli kasetnya, gua bisa mengunduh lagu-lagu mereka di internet. Hehe. Album yang keluar saat gua SMA adalah 'Awake'. Saat itu seinget gua, single dari album tersebut 'Jiyuu e no Shoutai' juga sering diputar di radio-radio.

Begitu masuk kuliah, gua sudah ngga terlalu mengikuti perkembangan mereka walau terkadang masih suka mendengar lagu-lagunya.

Dan akhirnya, di (insya Allah) tahun terakhir gua kuliah ini, ada kabar bahwa mereka mau datang ke Jakarta! WOAH! :-D

---

Entah apakah gua bisa/jadi menyaksikan mereka langsung pada Mei ini atau tidak, yang jelas gua hanya ingin membagi kabar gembira ini (bagi mereka yang memang tertarik).

Ah iya, bagi yang belum pernah liat Laruku, ini penampakannya:

kiri-kanan: yukihiro (drum), ken (gitar), hyde (vokal), tetsu (bass)

Terakhir, gua menemukan salah satu komentar menarik di videoklip 'Good Luck My Way' dari Laruku yang ada di Youtube dan entah kenapa gua suka. Haha. Komentar itu adalah:
Our Rainbow is higher than Lady Gaga and Justin Bieber! :p
Semoga ada kabar baik lain di awal tahun ini, cheers!

Ah iya, untuk informasi konser mereka di Jakarta bisa dicek di sini.

p.s.: In French, L'Arc~en~Ciel means Rainbow. :)

Minggu, 22 Januari 2012

Just Another Chit-chat

Dalam sebuah resepsi pernikahan yang saya hadiri hari ini,

Saya (S): "Kelihatannya bagaimana orang itu hidup dan berteman akan terlihat dari bagaimana pernikahannya ya? Misalnya dari tamu-tamu yang diundang untuk datang..."

Seorang Teman (ST): "Ya. Terlebih lagi dengan kematian seseorang."

S: "Kematian?"

ST: "Ya, dapat terlihat dari seberapa banyak nantinya orang yang akan menyolatkan dan mengantarkannya ke kubur."

S: (angguk-angguk) "Gua cemas nih jadinya."

---

Sebuah renungan untuk diri sendiri.

Mereka yang cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian.


p.s.: sebenarnya pemicu dari percakapan di atas adalah pikiran yang muncul di benak saya, "kenapa kok ini akhwat-akhwat semua yang dateng ke nikahan ini?" :p

Sabtu, 21 Januari 2012

Tanpa Tujuan

Tulisan ini saya buat ketika badan masih bau asap kendaraan dan sedikit basah karena baru saja mengendarai motor di tengah rintik-rintik hujan yang membasahi kota Bekasi.

Fiuh! Perjalanan ke Bekasi Square sebenarnya bukan perjalanan yang panjang. Apalagi setelah saya tahu kalau letaknya tidak jauh dari Mega Bekasi (yang awalnya gua kira Bekasi Square). Tapi entah kenapa perjalanan saya seorang diri kali ini cukup terasa melelahkan. Mungkin alasannya karena motif saya untuk pergi ke sana tidak terpenuhi.

Pada awalnya, saya berniat mengunjungi salah satu mall di Bekasi itu sebenarnya dengan tujuan untuk mendatangi tempat servis hp resmi Sony Ericsson (yang saya pikir ada di sana). Nah, ternyata ada kesalahan informasi yang saya dapat dan baru mengetahui hal itu sesampainya di sana. Apakah kesalahan informasi tersebut? Yak! Ternyata tempat yang saya cari tidak ada di Bekasi Square! Ah iya, fyi, hp SE yang baru saya beli kurang lebih 6 bulan yang lalu entah kenapa tidak dapat berfungsi.

Dengan kekecewaan yang mendalam, lebay sih, saya memutuskan untuk berkeliling mall saja sebelum akhirnya pulang ke rumah. Toh, ternyata saya tidak dapat cepat keluar dari sana karena ternyata hujan sudah turun dengan sangat deras. Kecuali kalau mau basah kuyup sampai di rumah, yah tidak mungkin kan?

Selama berkeliling, saya memutuskan untuk membeli sesuatu. Rasanya sia-sia saja sudah menghabiskan bensin sampai ke sini dan pulang tidak membawa apa-apa. Dari sana muncullah berbagai ide menarik, mulai dari gunting rambut di suatu salon, membeli converse yang ternyata lagi sale di sana, makan di solaria sendirian, sampai membeli sebuah buku.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk membeli sebuah buku. Dalam hati, yah lumayan untuk nambah bacaan saat libur gini. Keputusan itu saya buat ketika melihat ada sebuah toko (yang kalau ngga salah) bernama 'gudang buku'. Di toko itu, banyak buku-buku lama dan baru dijual dengan harga murah. Walau koleksinya tidak terlalu lengkap dan hanya sedikit, dari biografi tokoh, buku filsafat, novel, majalah, sampai komik ada di sana.

Setelah melihat-lihat susunan buku yang berjejal-jejal selama kurang lebih 15-20 menit, akhirnya saya memutuskan mau membeli buku apa. JENG JENG JENG! Yak, ini dia:

Parikesit
Dentang-dentang Kematian Kerajaan Hastinapura


Buku yang saya beli seharga 25 ribu itu menceritakan tentang kisah Parikesit, cucu dari Arjuna, keturunan Pandawa. Selebihnya ... ya perlu saya baca dulu!

Pokoknya, dari pengalaman hari ini saya mendapatkan pelajaran. Apa itu? Betapa hidup tidak dapat kita duga, apalagi kalau tidak punya tujuan. Walau awalnya berniat servis hp, entah kenapa malah pulang ke rumah dengan membawa buku. Ya, bukan tidak mungkin kejadian semacam ini juga terjadi dalam aspek-aspek kehidupan kita yang lainnya.

Sekian saja postingan saya sore ini yang cukup random dan sangat tidak jelas. Yah, setidaknya saya menulis. Hehe.
Semoga sisa hari kalian menyenangkan! :)

Re-post note: Dandelion

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

(Q.S. Ar-Rum: 21)


hampiri, jemputlah ia ketika kau memang telah yakin dan siap.

namun janganlah sekali-kali kau mendekatinya jika belum mampu menanggung setiap konsekuensi yang ada.

bersabar dan tundalah, agar ia menjadi indah pada waktunya kelak.

---

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu dinda

Agar kau mengerti arti sesungguhnya

Tak akan terlena dan terbawa harumnya bunga asmara

Yang akan membuat dirimu sengsara


Cinta suci luar biasa

Fitrah bagi manusia

Kasih sayang dari Sang Pencipta


Di dalam diri setiap manusia penuh dengan rasa cinta

Kepada harta, tahta, dan manusia

Tak akan terlena dan terbawa harumnya bunga asmara

Yang akan membuat dirimu sengsara


Jangan kau berpaling dari cinta

Cinta dari yang Maha Pencipta

Kau pasti tergoda


Cinta yang abadi hanya ada

Cinta membuat diri bahagia

Pada Allah saja

(Arti Cinta, Snada)

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)"

(Q.S. An-Nur: 26)


Ditulis pada tanggal 23 Agustus 2010.

p.s.: ngga nyangka dulu bisa nulis beginian. hahah! :p

Selasa, 17 Januari 2012

Berlebihan Tapi Nyata

Pernah baca Album Donal Bebek (ADB)? Yap, majalah yang cukup hype untuk segala usia di era 90 sampai 2000-an awal. Majalah tersebut merupakan salah satu bacaan favorit saya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Berbeda dengan komik-komik lainnya, saya tidak perlu menunggu lama untuk bisa membaca edisi berikutnya karena ADB terbit setiap minggu sekali.

ini contoh gambar sampul salah satu edisinya

Pada postingan kali ini, saya tidak ingin membahas lebih jauh apa itu ADB, bagaimana tokoh-tokoh di dalamnya, ataupun cerita apa yang seringkali muncul. Saya ingin sedikit share mengenai beberapa kejanggalan yang saya temukan dalam cerita-cerita Donal Bebek, baik dalam komik maupun film kartunnya. Ok, ini memang ngga penting. Tapi setidaknya beberapa kali kejanggalan-kejanggalan ini cukup mengganggu pikiran saya. Bagi para penggemar Donal Bebek, mestinya sudah bisa tahu dan merasakan hal yang sama.

Inilah beberapa kejanggalan yang saya temukan dalam ceritanya:

1. Kalau kita perhatikan, Donal tidak pernah menggunakan celana. Pakaian sehari-hari yang biasa dia gunakan adalah pakaian kelasi yang hanya merupakan atasan (baju). Logikanya, bagian bawah tubuhnya merupakan hal yang sah-sah saja jika dilihat orang lain. Benar begitu bukan? Nah, tapi entah kenapa dalam adegan-adegan yang memperlihatkan Donal tanpa pakaian sama sekali (telanjang), Donal menutupi bagian bawah tubuhnya seakan-akan malu jika dilihat orang lain. Aneh kan? :)

Donal tanpa busana, kenapa mesti malu? :p

2. Kwik Kwek Kwak merupakan tiga keponakan Donal yang merupakan anak kembar. Masing-masing berwajah sama, dua hal yang membedakan mereka bertiga adalah nama dan warna pakaian serta topi yang dipakai. Saya pribadi sebenarnya tidak pernah tau siapa di antara mereka (Kwik, Kwek, dan Kwak) masing-masing yang memakai warna merah, biru, ataupun hijau.

tiga keponakan Donal

Nah, bagi teman-teman yang cukup teliti dalam membaca ADB, pasti pernah melihat keanehan ini. Dalam satu cerita yang cukup panjang (lebih dari dua halaman), jarang sekali terlihat konsistensi dalam nama-nama dan warna yang mereka pakai. Misalnya, dalam kotak pertama, si Kwik adalah bebek yang berpakaian warna hijau. Namun ternyata dalam kotak-kotak berikutnya, bebek yang berpakaian warna merah-lah yang dipanggil Kwik. Aneh kan? :)

3. Pluto, binatang peliharaan Miki, adalah seekor anjing. Lubas, binatang peliharaan Donal, adalah seekor anjing. Gufi, teman dari Miki, juga adalah seekor anjing. Entah kenapa ada satu yang bisa bicara dan bertingkah laku seperti manusia, namun yang lainnya tidak. Aneh kan? :)

Pluto

Lubas

Gufi

4. Gober, bebek terkaya di dunia, dipanggil 'paman' oleh Donal. Namun, Kwik, Kwek, dan Kwak yang merupakan keponakan Donal juga memanggil Gober dengan sebutan 'paman'. Aneh kan? :)

Paman Gober


Sekian saja beberapa keanehan yang saya temukan dalam Donal Bebek dan ingin saya ceritakan dalam postingan ini. Memang terkesan berlebihan dalam berpikir, tapi ini nyata ditemukan dalam ceritanya. Ada yang menemukan keanehan lain? Saya yakin pasti masih ada yang lainnya. Hehe.

Selamat menikmati, just for fun! :-D

Minggu, 15 Januari 2012

Syukur, Sabar, dan Ikhlas

Tiga hal tersebut merupakan kata-kata yang sangat mudah diucap namun sulit untuk dilakukan secara nyata. Apalagi jika menyangkut dengan kejadian-kejadian yang sebenarnya tidak ingin kita alami.

Pertama, bersyukur.

Walau tetap saja sulit, bersyukur selalu lebih mudah dilakukan terhadap hal-hal yang menyenangkan bagi kita. Dalam kondisi ini, yang menjadi masalah adalah lupa. Ya, lupa karena terlalu terbuai dalam perasaan yang membahagiakan dan membuat kita nyaman.

Untuk hal-hal negatif yang menimpa kita, bersyukur menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Ketika mendapatkan suatu perasaan tidak nyaman, bukan lupa-lah yang menjadi masalah. Karena biasanya, kita cenderung ingat kepada Tuhan ketika merasakan musibah. Pertanyaannya, bisakah kita bersyukur? Atau bahkan terpikirkah kita untuk bersyukur walau hanya sedikit?

Setiap kejadian yang menimpa kita, pasti ada hikmahnya. Kadang kita perlu mengubah sudut pandang kita ke berbagai sisi untuk bisa melihat itu semua. Dengan begitu, kita dapat lebih bersyukur atas apa yang terjadi.

Kedua, sabar.

Menjadi sabar memang hanya salah satu pilihan di antara sekian banyak pilihan yang ada di depan kita. Untuk mengeluh selalu lebih mudah. Untuk menyalahkan orang lain ataupun keadaan selalu lebih mudah. Bahkan, bertindak pun kadangkala bisa jadi lebih mudah daripada diam dan bersabar.

Apakah kesabaran ada batasnya, seperti yang dikatakan kebanyakan orang selama ini? Bagi saya, sabar tidak memiliki batasan. Ketika seseorang sudah melewati batas yang dibuatnya, saat itu juga orang tersebut sebenarnya memutuskan untuk tidak bersabar.

Dalam mendapatkan mencobaan, kita perlu bersabar. Dalam memberikan penilaian kepada orang lain, kita perlu bersabar. Dalam mengharap segala hal baik yang akan terjadi, kita perlu bersabar. Dalam menjaga hati, kita perlu bersabar.

Ketiga, ikhlas.

Manusia hanya bisa berusaha sampai batas kemampuannya, Tuhan lah yang menentukan hasilnya. Dari sana, kita dapat belajar ikhlas. Ikhlas menerima apapun yang akhirnya kita terima setelah mengusahakan yang terbaik.

Syukur, sabar, dan ikhlas. Sulit, namun niscaya membawa kebaikan. Perlu belajar banyak akan ketiga hal ini. Semoga dimudahkan. :)

note: terinspirasi dari seorang teman. terima kasih banyak atas pemikiran-pemikirannya. semoga kita selalu dijaga oleh Allah. :)