Minggu, 23 Agustus 2009
Pindahan
Saya baru aja nih mengepost beberapa postingan lama saya dari multiply maupun dari notes yang saya buat di facebook. Ada yang saya buat ketika saya masih duduk di kelas 2 sma, maupun baru minggu lalu saya menulisnya.
Saat sedang asik-asiknya meng-copas ke blog ini, saya berpikir, "waw, ternyata gaya penulisan (baik dari pemilihan kata maupun tanda baca) saya dari tahun ke tahun berubah ya". Mungkin inilah yang dimaksudkan bahwa perubahan adalah suatu keniscayaan, tidak terkecuali hal yang kecil sekalipun. Namun agaknya kali ini saya bingung apakah perubahan tersebut ke arah yang lebih baik atau buruk. :)
Yah, pokoknya selamat menikmati blog saya yang di sini. Tapi insya Allah saya juga masih akan terus ada di multiply.
*Kehabisan ide mau nulis apa.
Kamar Rumah, Jatibening, Bekasi
Minggu, 23 Agustus 2009
Jam 01.44 WHA (Waktu Hape Atha)
Re-post note: Bedanya Wali sama D'masiv
Setelah lama ngga berkecimpung di dunia per-notes-an di fb, gwa kembali mau mencoba menulis lagi. Mungkin ngga begitu penting, tapi entah kenapa sejak tadi gwa memikirkan hal ini. Dan keliatannya amat sangat bagus apabila pemikiran ini gwa share ke kalian gwa rasa. hha.
Sebelumnya gwa sampaikan, kita perhatikan dulu yuk lirik kedua lagu ini.
Lirik lagu: Cari Jodoh
Lagu: Wali Band
————————-
Apa salahku Apa salah ibuku
Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku
Tuk jadi pengobat pilu
Tuk jadi penawar rindu
Tuk jadi kekasih hatiku
Timur Ke Barat
Selatan ke utara
Tak juga aku berjumpa
Dari musim duren hingga musim rambutan
Tak kunjung aku dapatkan
Tak jua aku aku temukan
Oh tuhan inikah cobaan
Reff
Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku
Pengumuman-Pengumuman
Siapa yang mau bantu
Tolong aku kasiani aku
Tolong cari diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau
Lirik lagu: Jangan Menyerah
Lagu: D'Masiv
————————-
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi
Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa
-------
Apakah perbedaan kedua lirik lagu dari dua band yang berbeda tersebut?
D'Masiv menggunakan pendekatan "Positive Psychology" atau bahkan "Appreciative Inquiry" dalam menghadapi suatu permasalahan, berbeda dengan Wali yang lebih memilih pendekatan "negatif" yang hanya terfokus pada masalah, masalah, dan masalah. Bahkan Wali tidak mencoba mengambil sisi positif dari suatu kejadian, yang jelas diambil oleh D'Masiv.
Kita dapat lihat salah satu perbedaannya dari sini.
Wali:
"Apa salahku Apa salah ibuku
Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku"
D'Masiv:
"Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi"
atau bahkan dari sini.
Wali:
"Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku"
D'Masiv:
"Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik"
-----
Alangkah baiknya apabila kita dapat seperti D'Masiv yang mencoba mengambil sisi positif dari setiap kejadian dan berusaha terus maju dengan kelebihan yang dia miliki. Janganlah kita seperti Wali yang selalu menyalahkan keadaan, tampak pasrah, bahkan lebih mengandalkan orang lain dalam menyelesaikan masalahnya.
Hidup D'Masiv!!
Wallahu'alam bishshawab.
haha. Just 4 Fun.
Re-post note: Siapa lagi Berikutnya?
Ba’da tahmid wa shalawat.
Tiga tahun itu, tiga tahun yang sangat berharga dan membekas buat saya. Mungkin juga buat anda, atau siapapun yang pernah melewatinya. Ya, apalagi tiga tahun itu kalau bukan masa SMA, masa yang banyak orang bilang adalah masa yang paling indah, masa yang paling memberikan kesan dalam hidup. Pun saya juga berpikir demikian. Semua orang saya rasa memiliki banyak pengalaman menarik pada masa tersebut, entah itu menyenangkan ataupun tidak.
"Hey, mengapa saya berbicara tentang tema ini tiba-tiba?"
Bukan karena alasan yang rumit, sebenarnya saya teringat akan masa-masa itu hanya karena hari ini, ya hari ini, saya baru saja menghadiri reuni kecil-kecilan rohis SMA 81 (FORMASI) angkatan saya dahulu. Memang bukan suatu yang berkesan, namun sepulang dari sana entah kenapa saya jadi mengingat masa-masa itu dan berpikir akan sesuatu. Dan sesuatu itu ingin rasanya saya curahkan melalui kata-kata di dalam note kali ini, dan seperti inilah.
Bukan tulisan yang menarik atau bahkan inspiratif, hanya sekedar ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran ini. Dan saya pikir memang hal semacam ini lebih baik jika saya keluarkan dan tidak dipendam begitu saja.
-----
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mulai dari pembelajaran di dalam kelas yang teoritis, sampai pembelajaran di luar kelas yang lebih aplikatif. Belajar melalui nasehat yang sering disampaikan untuk saling mengingatkan. Belajar melalui teladan orang-orang yang ada di sekitar. Belajar melalui pengalaman yang didapat bersama dengan teman ketika melalui jalan-jalan yang penuh onak dan duri ini. Walaupun kadang tidak menyenangkan, tapi senyum selalu saja menyertai ketika kita berhasil melaluinya. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Pengalaman akan kerasnya perjuangan yang didampingi orang-orang hebat dalam mencapai suatu tujuan yang mulia. Pengalaman akan dukanya hati ini ketika melakukan kekhilafan, namun duka tersebut dapat terhapus ketika ada teman yang datang untuk mengingatkan dan memberi nasehat. Banyak pengalaman yang begitu indah yang saya rasakan. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
Masa SMA, di sanalah saya mendapatkan teman-teman yang selalu saling mendukung dan mengingatkan. Mendukung di saat ada yang berbuat kebaikan dan memberikan kebermanfaatan. Dan mengingatkan ketika memang ada yang berbuat kesalahan, baik tersalah ataupun terlupa. Bersama-sama menuntut ilmu dan berjuang dalam meningkatkan kualitas diri. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin juga tidak. Yah, saya hanya bisa berharap.
----
Miris, yah meskipun saya tidak tahu apa definisi persis dari kata tersebut, namun itulah yang saya rasakan jika kembali mengenang masa-masa tersebut saat ini. Mungkin yang saya rasakan sama seperti yang anda rasakan, walaupun mungkin saja tidak. Yah,untuk kesekian kalinya, saya hanya bisa berharap.
Semua orang berubah, ya itu pasti. Benarlah pernyataan yang menyebutkan bahwa “perubahan adalah suatu keniscayaan”. Walaupun mungkin anda tidak mempercayainya, tapi setidaknya saya meyakini hal tersebut.
Ketika kita mencoba merefleksikan pernyataan tersebut ke dalam diri kita masing-masing, saya yakin memang benar adanya. Setidaknya status dan usia kita.
Namun, pernahkah kita menanyakan pada diri kita sendiri, ke arah manakah perubahan tersebut? Baik, buruk, tetapkah? Beranikah kita untuk menjawabnya dengan jujur?
Saya takut bahwa kenangan yang saya dapat di masa SMA dulu memang hanya menjadi sebuah kenangan saja. Berlalu, tidak membekas, dan bahkan tidak memberikan pengaruh apa-apa.
----
Entah mengapa, begitu sedih rasanya hati ini ketika membandingkan kenangan tersebut dengan kenyataan yang ada saat ini. Saya pun demikian, saya juga masih tidak yakin apakah diri ini sudah lebih baik dibandingkan yang dulu. Namun saya mau kita semua terus berusaha untuk terus meningkatkan kualitas diri ini, dan saya ingin membagi rasa tersebut kepada kita semua.
Saya tidak mengajak kita semua untuk kembali aktif dalam kegiatan atau organisasi semacam rohis di SMA dulu, walaupun memang saya yakin pastinya banyak kegiatan semacam ini di kampus kita. Kebaikan tidak hanya berasal dari kegiatan semacam itu, asalkan kita memang mau bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya.
Pada akhirnya, ketika memang benar-benar tidak ada keinginan untuk berubah ke arah yang lebih baik sedikitpun, tinggal tunggu saja sampai hatinya berkata;
“Akhi, saya sudah tidak sanggup. Lebih baik saya berhenti saja.”
Nah, siapa lagi berikutnya?
***
Hanya sekedar share.
Mohon maaf kalau ada kesalahan dan kata-kata yang sulit dimengerti.
Semoga bermanfaat.
Yakin atau Percaya?
Seusai menunaikan ibadah shalat ashar di masjid, seseorang berjalan menghampiri saya dan menyodorkan tangan kanannya tanda mengajak bersalaman. Tentu tanpa berpikir panjang, ajakan bersalaman itu pun langsung saya terima.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Ucapan salam dan jabat tangan itulah yang memulai diskusi hangat kami, saya dan seorang lelaki paruh baya yang menghampiri saya, pada sore hari yang sejuk itu. Selidik punya selidik, ternyata orang yang mengajak saya bersalaman dan tampak ingin meluangkan waktunya untuk berdiskusi itu bernama Jamal. Dia dan beberapa kawannya memiliki aktivitas menarik dalam kesehariannya. Mereka biasa singgah dari masjid ke masjid dengan tujuan untuk belajar dan mengajarkan suatu pemahaman terhadap Islam. Jamal mengaku bahwa memang hanya itulah kegiatan yang biasa dia dan teman-temannya lakukan. Dua tiga hari menetap di satu masjid, keesokan harinya pergi ke daerah lain. Semata-mata dia lakukan ini semua untuk berdakwah di jalan-Nya, begitu yang saya dengar dari ucapannya.
Setelah berdiskusi dalam waktu yang singkat namun cukup bermakna, saya meminta izin untuk pamit karena ingin pulang ke rumah. Namun, ada beberapa kalimatnya yang menarik perhatian saya hingga sekarang.
"Umat Islam saat ini memiliki keyakinan yang kurang terhadap Allah, terhadap agama mereka saat ini. Mungkin mereka memang percaya dengan agama yang mereka anut, tapi untuk yakin, banyak sekali yang belum mencapainya. Antum tahu perbedaan yakin dan percaya?"
"Kita andaikan ke dalam sebuah pertunjukan sirkus dimana ada seorang pelempar pisau yang harus mengenai target yang dipasang di atas kepala seorang asistennya. Pelempar pisau tersebut akan ditutup matanya sehingga dia tidak dapat melihat target bidikan pisaunya."
"Mungkin ketika ditanya orang lain, apakah antum percaya bahwa pelempar pisau tersebut dapat mengenai targetnya tanpa melukai tubuh sang asisten? Saya yakin antum dan kebanyakan orang pasti percaya. Namun ketika antum diminta untuk menggantikan posisi sang asisten, pasti antum akan berpikir seribu kali dulu sebelum berani mengiyakan. Nah, itulah bedanya percaya dan yakin."
Sebuah analogi yang sederhana namun dapat membuat saya berpikir dan bertanya-tanya, khususnya pada diri sendiri. Sudah sampai di tahap manakah saya? Masih sekedar percaya atau sudah yakin akan kebenaran yang dibawa Islam ini?
Keyakinan insya Allah dapat terwujud dari implementasi rasa percaya yang ada pada diri setiap manusia, rasa percaya yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.
*Berdasarkan kisah nyata, dengan revisi seperlunya.
Sekedar sharing, mungkin tolong dikoreksi bagi yang lebih paham. ^_^
Re-post note: Sekedar Ungkapan Isi Hati
Sosok seorang figur atau teladan yang hebat, terkadang, atau bahkan cukup sering, membuat kita yang notabene menganggap dirinya biasa saja menjadi minder. Sedikit berbeda dengan tokoh-tokoh yang telah tercatat dalam sejarah, figur yang saya maksudkan di sini adalah seseorang yang tidak jauh berbeda dari kita dalam hal usia dan keberadaannya cukup dekat dengan kita, walaupun mungkin kita tidak terlalu mengenalnya. Bisa senior, teman seangkatan di kampus, sesama alumni dari SMA, atau bisa siapa saja.
Sebagai makhluk yang selalu ingin menjadi sempurna, manusia memang seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain. Semakin dekat jaraknya dengan kita, semakin mudah kita membandingkannya. Namun, memang ada beberapa orang yang prestasinya (apapun bidangnya) terbilang sangat tinggi dan menonjol. Ketika melihat keadaan seperti ini, kita biasanya hanya berkomentar dan menganggap bahwa kita tidak dapat menjadi sepertinya.
Kenapa saya bisa berpendapat seperti itu?
Buktinya, kalimat yang saya tulis di awal notes ini cukup sering saya dengar di kampus belakangan ini. Mungkin formatnya tidak melulu sama dengan yang saya tulis, tapi intinya yah sama saja. Banyak orang, atau mungkin hanya perasaan saya saja, terkadang menilai orang terlalu berlebihan dan menjadikan dirinya pesimis akan kemampuan dirinya.
“Dia mah hebat. Gwa apa sih bisanya?”
Pikiran-pikiran inilah yang nantinya akan mematikan potensi yang ada di diri kita. Bagaimana tidak? Kita sudah menjustifikasi diri kita sebagai “orang gagal”, padahal ketika tidak ada lagi orang yang berada di sisi kita, hanya diri kita sendirilah yang memegan kontrol penuh atas diri kita, di samping Tuhan.
Menilai orang dengan kebaikan tidak salah, justru bagus. Yang menjadi catatan di sini adalah rasa pesimis, minder, iri, atau penyakit hati lainnya yang harus kita singkirkan jauh-jauh. Suatu tindakan seringkali terealisasikan dari kata-kata. Jadi, hey BUNG! Jangan menganggap dirimu itu lebih rendah dari orang lain dan tidak mampu menyainginya. Kita pasti memiliki kelebihan yang mungkin orang lain tidak punya. Kita harus kembangkan itu! Jika memang belum tahu, cari tahulah. Jika sudah, ayo kembangkan.
Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing. Memang sering terlihat seseorang lebih menonjol dari yang lainnya. Tapi bukan berarti yang lainnya itu tidak memiliki potensi. Semua orang pasti memiliki kelebihannya masing-masing. SIAPAPUN. Walaupun seringkali seseorang tidak mengetahui kelebihan apa yang dia miliki.
Ada hal menarik yang bisa diambil dari kisah Doraemon. Anda tahu Nobita? Iyap, dia adalah seorang siswa SD yang sangat bodoh sehingga seringkali mendapatkan angka “0” pada hasil ujiannya. Jika dilihat secara sepintas, dia memang bukan siapa-siapa. Banyak sekali hal negatif yang ada pada dirinya. Pemalas, bodoh, mau menang sendiri, tidak teliti, dan masih serentetan hal buruk lainnya. Pun, ketika sudah dipinjamkan alat Doraemon, Nobita seringkali ceroboh dan tidak awas sehingga ceritanya berujung dengan kesialan Nobita. Tapi coba kita perhatikan kembali.
Apakah dia memang benar-benar tidak memiliki kelebihan? Jika anda berpikir seperti itu, anda salah. Bagi anda yang merupakan penggemar Doraemon, akan tampak Nobita memiliki beberapa kelebihan (yang saya tahu, karena saya pun tidak terlalu mengikuti cerita Doraemon). Dia jago menembak, main karet, dan peduli terhadap lingkungan.Yap! Ada kelebihan yang terdapat pada dirinya, walaupun bagi sebagian besar orang itu adalah hal yang sepele. Tapi bukan berarti itu TIDAK ADA. Memang sayangnya Nobita tidak mengembangkan potensinya karena mungkin, seperti yang saya sebutkan tadi, dia BODOH. Nah, apakah kita sebodoh Nobita? Pasti tidak kan? Optimislah! Pasti ada suatu kelebihan pada diri kita yang kita miliiki. Kita hanya perlu mengembangkan itu.
Yang terakhir, ada sebuah quotes menarik yang saya kutip dari sebuah komik, Imadoki, yang juga saya cantumkan di profile facebook saya.
“Sakura adalah sakura, azalea adalah azalea, mereka semua tampak cantik karena berbeda. Manusia juga sama seperti bunga, tak perlu tampak sama. Setiap orang harus berusaha untuk mekar & menampakkan keindahan sendiri-sendiri. “
(Yamazaki Tanpopo-Imadoki)
Suatu perkataan yang membuka pikiran saya. Untuk menjadi hebat, kita tidak perlu menjadi sama dengan orang lain. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menjadi hebat. Kembangkan potensimu dan jadilah dirimu sendiri!
Tidak ada yang salah ketika kita menjadikan seorang figur untuk dijadikan teladan. Yang salah adalah ketika kita pesimis pada diri kita sendiri. Karena yakinlah, pasti ada suatu kebaikan yang kita miliki untuk bisa dikembangkan!
Semangat!!!
Nb: Jadi kaya curhat gini. Haha. Lagi iseng ngga ada kerjaan nih. Tolong kasih masukannya yah.
Sekali Lagi Dapet Piring Cantik
Akhirnya setelah sekian lama penantian, kembali juga saya berkesempatan untuk menulis blog. Emang bener deh, akhir-akhir ini tuh makin pusing. Soalnya kebetulan sekarang lagi minggu ulangan. Jadi maw ngga mau ya harus pusing.
Tahu ngga? Masa akhirnya GPRS saya di hp aktif lho! Hebat bukan? Parah banget, emang orang ketauan banget gapteknya. Padahal tuh saya udah punya sang hp tercinta (Sony Ericsson K700i yang keypadnya udah rusak en udah ngga mau dicharge) semenjak saya duduk di kelas 3 SMP. Bayangkan, sudah nyaris 3 tahun tuh hape berada dalam genggaman saya, tapi ngga bisa ngaktifin GPRS! Dasar gaptek emang! Padahal sebenernya ngaktifin GPRS tuh cuman lewat sms ke providernya doang. Tapi teteup, gitu aja saya ngga tahu.
Alhasil saya jadi ketagihan nginternet lewat hape, soalnya biayanya relatif murah boy! Buka multiply, messenger, atau fs dan lain – lain dah pokoknya. Paling iseng – iseng kaya gitu sekitar satu jam cuman menghabiskan pulsa sekitar Rp 700. Gimana ngga murah tuh. (Makanya pake im3 dong, promosi ceritanya nih. hehe)
Sebenernya bukan itw yang maw saya bahas di sini..
Pada hari Minggu kemarin, tepatnya tanggal 2 Desember 2007 sekitar pukul 18.50, untuk ke-6 kalinya (kalo ngga salah) saya kembali jatuh dari motor! Kali ini bersama sang kakak tercinta yang lagi diboncengin. Maaf ya bro! Padahal kalo mau tau ya (kalo ngga mau tau ya ngga apa – apa, tapi berhubung uda buka ini ya mau ngga mau dibaca kan?), saya baru memiliki motor itu pas bulan Juli 2007. Jadi sekitar 5 bulan – 6 bulan lah kepemilikan motor tersebut. Dan dari jangka waktu tersebut, saya udah jatoh 6 kali! Bayangkan. 6 kali! Kasian banget ngga sih? Kalo dirata –ratain kan setiap bulan saya jatoh satu kali dari motor. Nih saya kasih tauin aja semuanya ya.
Kecelakaan pertama
Jatuh di jalan kalimalang, lampiri. Ini gara – gara macet, akhirnya terpaksa berhenti pas di anjlokan deket trotoar yang mengakibatkan motor miring, hilang keseimbangan dan BRAK.!!
Kecelakaan kedua
Di daerah pondok gede, di hari yang sama dengan kecelakaan pertama. Padahal ngga ada apa – apa, cuman karena ngerasa licin
Kecelakaan ketiga
Di Jatibening 2. Kejadiannya hampir mirip dengan kecelakaan
Kecelakaan keempat
Tepatnya di depan gapura jatibening 2. Karena berhentinya di
Kecelakaan kelima
Kesenggol motor orang di daerah sumber artha. Alhasil jatoh dan menyebabkan kaki saya kena knalpot.
Kecelakaan keenam
Jatoh di depan tukang jahit abis mau nasih bahan buat bikin celana. Kejadiannya mirip dengan kecelakaan kedua dan ketiga.
Hiks.. hiks.. kasian banget ya.
Tapi alhamdulillah sampai saat ini belom pernah ngalamin cedera serius. Naudzubillah, jangan sampe deh. Paling parah cuman sampe kena knalpot doang untungya. Walaupun akibatnya menimbulkan lecet di
amet ya jatohnya.
Udah Shalat Subuh Belum?
Dikisahkan, dahulu apabila Rasulullah meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat shalat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi shalat Subuh, maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Mengenai waktu shalat itu sendiri sebenernya masih banyak yang belon paham. Qta
Kesiangan ato enggaknya qta itu biasanya juga tergantung sama kegiatan kita malemnya. Kalo misalnya malem – malem abis maen basket sampe cape’, bisa dipastikan 70% besoknya shalat Subuhnya kesiangan. Hal – hal yang kita lakuin malam sebelumnya itu tuh semuanya ga’ ada gunanya kalo besoknya kita kesiangan shalat Subuh. Walaupun qta shalat Tahajud semalam suntuk tapi kalo pas Subuhnya itu kesiangan, itu jadi ga’ ada gunanya. Shalat Tahajud aja yang sangat dianjurkan aja mendingan ga’ usah dikerjain kalo itu cuman bikin qta kesiangan shalat Subuh, apalagi pas malamnya qta ngelakuin hal – hal yang sangat lebih tidak berguna lagi? Mendingan ga’ usah deh. Rela nuker 1 malem doang sama pahala yang lebih besar dari dunia dan seisinya? Gw sih ogah.. Oya satu lagi, kalo qta sengaja pasang weker setelah lewat waktu Subuh (yang artinya qta sengaja biar shalat Subuhnya kesiangan), itu perkara yang cukup besar lhoo.. Soalnya itu artinya qta sengaja telat shalat Subuh en nganggap remeh arti shalat itu sendiri.
Seorang penguasa Yahudi pernah berkata, “Kami baru takut terhadap umat Islam jika mereka telah melaksanakan shalat Subuh seperti melaksanakan shalat Jum’at.” Tuh
Yang terakhir sebagai pemicu semangat qta :“Berikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju mesjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Dan satu lagi : “Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR Al-Bukhari)
Kekhusyukan dalam Shalat
"Ya, Rasulullah. Setiap kali shalat, saya tidak bisa khusyuk dari awal sampai akhir. Saya selalu ingat akan urusan-urusan dunia dalam shalat saya. Kadang-kadang saya ingat akan persoalan yang belum terselesaikan. Kadang-kadang saya juga ingat akan utang piutang saya." kata sahabat itu.
"Tidak ada orang yang bisa khusyuk sepenuhnya sejak awal hingga akhir." kata Rasulullah.
"Saya bisa ya Rasulullah." kata Ali bin Abi Thalib..
"Betul kamu bisa?" tanya Rasulullah.
"Betul."
"Kalau memang betul kau bisa khusyuk dari awal hingga akhir, akan kuberikan surbanku yg paling bagus sebagai hadiah."
Ali bin Abi Thalib lalu shalat sunnah dua rakaat. Ia tampak khusyuk sekali..
"Bagaimana?" Apa kau bisa khusyuk sejak awal sampai akhir?" tanya Rasulullah setelah Ali bin Abi Thalib selesai shalat.
Wajah Ali tampak murung..
"Sejak rakaat pertama sampai kedua saya bisa khusyuk sekali. Demikian juga ketika sujud yang terakhir hingga duduk tasyahud. Tetapi ketika hampir salam,, pikiran saya berubah, ya Rasulullah. Saya teringat akan janji Anda untuk memberi saya hadiah surban yang paling bagus. Jadi rusaklah kekhusyukan saya."
"Demikian juga orang lain." kata Rasulullah.. "Kekhusyukan shalat itu diukur oleh Allah sebatas kemampuan manusia. Kalau dalam shalat pikiranmu terbawa ke arah lain,, segera kembalikanlah kepada shalatmu.. Dalam menjalankan ibadah hendaknya seolah - olah kita melihat Tuhan. Kalau tidak bisa,, hendaknya kita ingat bahwa Tuhan selalu melihat kita.. Itu sudah memadai."
Itu nasihat Rasulullah kepada para sahabat yg bisa kita ikuti sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Dalam shalat hendaknya kita ingat bahwa Allah SWT senantiasa melihat kita. Maka,kerjakanlah shalat dengan bersungguh - sungguh.
Wallahua'lam bisshawab..
Shalat di Masjid? Nunggu apalagi..
Dalil Shalat Berjama'ah
Shalat berjama'ah adalah sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Mungkin, sebagian dari kita masih banyak yang menganggap remeh arti dari shalat berjama'ah di masjid. "Yah buat apa juga shalat di masjid, di rumah aja juga bisa ko." kurang lebih pikiran seperti ini yang masih banyak dianut oleh sebgaian besar kita. Tapi, apakah pemikiran seperti ini dibolehkan? Maka dari itu untuk mengetahui jawabannya mari bersama-sama kita telaah lebih dalam.
Banyak dalil yang membahas mengenai shalat berjama'ah. Saya tidak akan menuliskan semuanya, tapi insya Allah sudah cukup menjelaskan. (Sebenernya sih emang karena ngga tahu dan ngga ada sumbernya, jadi biar ngga sok tahu ya yang sedikit aja dulu. Kalau ada yang salah dan kurang mohon diralat dan ditambahkan).
Berkata Al-Imam Abu Bakr Al-Kasaniy Al-Hanafiy ketika menjelaskan wajibnya melaksanakan shalat berjama’ah: "Adapun (dalil) dari Al-Kitab adalah firman-Nya (yanga artinya): "Dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’." (Al-Baqarah:43), Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, yang demikian itu dengan bergabung dalam ruku’ maka ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama’ah. Muthlaqnya perintah menunjukkan wajibnya mengamalkannya." (Bada`i’ush-shana`i’ fi Tartibisy-Syara`i’ 1/155 dan Kitabush-Shalah hal.66).
Udzur yang syar'i
"Tapi namanya shalat di rumah juga engga apa-apa kan?". hehehe. Sebelum ngomong yang seperti itu baca dulu nih yang ini.
Emangnya kita mau disamain sama orang yang sudah ngga bisa melihat? Orang buta saja ngga dikasih keringanan, kita lagi mau ngarep. Kalau kita masih tetep engga mau ke masjid, artinya keadaan fisik kita bisa dianggap lebih rendah dibandingkan orang yang buta. Emang mau? Entar dijadiin buta beneran lho. Naudzu billah.
Tapi kalau memang ada udzur yang syar'i, tidak mengapa kita tidak shalat berjama'ah di masjid.
Bagi yang meninggalkan
Dan untuk orang orang yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid, tentu akan ada akibatnya sendiri. Bahkan Rasulullah saja mengatakan akan membakar rumah-rumah orang yang tidak berjama'ah di masjid.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meri-wayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda : “Aku berniat meme-rintahkan kaum muslimin untuk mendirikan sha-lat. Maka aku perintahkan seorang untuk menjadi imam dan shalat bersama. Kemudian aku berang-kat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka.” (Al Bukhari-Muslim)
Hadits diatas telah menjelaskan bahwa tekad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam untuk membakar rumah-rumah disebabkan mereka tidak keluar untuk shalat berjamaah di masjid. Dan masih banyak lagi hadits yang menerangkan peringatan keras Rasulullah terhadap orang-orang yang tidak hadir ke masjid untuk berjamaah bukan semata-mata karena mereka meninggalkan shalat, bahkan mereka shalat di rumah-rumah mereka.
Ibnu Hajar berkata : “Hadits ini telah menerangkan bahwa shalat berjamaah adalah fardhu ‘ain, karena kalau shalat berjamaah itu hanya sunnah saja, Rasulullah tidak akan berbuat keras terhadap orang-orang yang meninggalkannya, dan kalau fardhu kifayah pastilah telah cukup dengan pekerjaan beliau dan yang bersama beliau.“
Meningggalkan shalat berjamaah juga merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekufuran, dan ke-luar dari islam. Ini berdasar pada sabda Nabi : “Batas antara seseorang dengan kekufuran dan syirik adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim). “Janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia kafir.”Jadi masih nunggu apalagi buat shalat di masjid? Oiya, terkecuali bagi kaum perempuan. Karena bagi kaum muslimah yang lebih utama baginya adalah shalat di rumahnya daripada di masjid, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur`an: "Wa buyuutuhunna khairullahunna" (dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka) dan juga hadits-hadits yang sangat banyak yang menjelaskan keutamaan shalat di rumah bagi kaum muslimah. Tapi apabila kaum muslimah meminta idzin untuk shalat di masjid maka tidak boleh dilarang bahkan harus diidzinkan. Tetapi ketika dia keluar ke masjid harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu menutupi aurotnya secara sempurna, tidak memakai wangi-wangian, tidak ditakutkan menimbulkan fitnah dan yang lainnya yang telah dijelaskan para ‘ulama.
Syaikhul Islam menjelaskan bahwa dalam keadaan tertentu shalatnya muslimah di masjid lebih utama dari pada di rumah ketika di masjid terdapat pelajaran (ta’lim) yang disampaikan oleh ahlus sunnah, tetapi jika di masjid tidak ada kajian ‘ilmu maka shalat di rumah lebih baik daripada di masjid.
Bagi mereka yang shalat berjama'ah di masjid tidak tanggung-tanggung lho pahalanya. Allah bakalan menjanjikan kita syurga.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah katanya: dari Nabi S.A.W. bersabda: "Siapa yang pergi ke masjid pada waktu pagi atau pada waktu petang, Allah akan menyediakan untuknya satu tempat tinggal di Surga."
Jadi, tunggu apalagi? Yuk sama-sama berjama'ah di masjid kalau mendengar seruan adzan.
Wallahu'alam bishshawab..
Sumber:
http://ghuroba.blogsome.com/2007/06/24/wajibnya-sholat-berjamaah-di-masjid/
http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=15
Shahih Bukhari Muslim