Jumat, 13 Juli 2012

Renungan Jum'at

Sekedar renungan nih, boleh copas dari status FB ustdaz kenalan saya. :)
Katanya ma'mum itu mengikuti imam, tapi kenyataannya imamlah yang bagaimana ma'mum. Ketika imam ingin membaca bacaan yang panjang, ia dibatasi oleh ma'mum yang sakit, yang tua, yang lemah, sehingga imam pun harus menyesuaikan dengan ma'mum. Dan jika imam bacaannya pendek-pendek sementara ma'mumnya para huffadz, maka siap-siaplah posisinya digeser.
Begitu pula dalam bermasyarakat, rakyat memang harus mengikuti pemimpin, tapi bagaimananya pemimpin itu tergantung bagaimana rakyat. Jika pemimpin dzolim sementara rakyatnya adalah orang-oranmg yang adil, maka dia akan dihukum oleh rakyatnya, minimalnya hukuman sosial, dan rakyat akan memilih pemimpin yang adil. Jika pemimpin adil di tengah masyarakat yang bebal, dia pun akan terpental.

Tidaklah mungkin segerombolan perampok akan dipimpin oleh seorang ahli tasawuf yang shalih. Sebagaimana sekumpulan orang shalih tak mungkin mengangkat pemimpin yang fasiq. Pernahkah anda melihat sekawanan kuda zebra dipimpin seekor singa? Atau sekawanan singa dipimpin oleh seekor rusa.

Jika kita saksikan para pemimpin kita korupsi, maka hendaknya kita sebagai rakyat berintrospeksi diri. Seorang koruptor hanya akan bisa memimpin para koruptor. Jadi jangan-jangan kitalah yang korup???!!!

Hayooo ngaku, siapa yang tidak pernah nyogok polisi di jalan pas kena tilang? Siapa yang tidak pernah memberi uang pelicin kepada petugas kelurahan ketika mengurus KTP & surat-surat lainnya.? Siapa yang tidak pernah membuat SIM nembak atau berpelicin? Siapa yang tidak pernah entertain pejabat untuk menggoalkan tender? Siapa yang tidak pernah........... Tapi itulah realita.

Kamis, 05 Juli 2012

Kena Juga Akhirnya


Kemarin ada dua hal yang tak disangka-sangka terjadi dalam hidup gua.

Pertama:
Seharian ini gua main FIFA 2012 bareng temen-temen kostan dan kalah muluuu.. Suram!

Kedua:
Waktu dateng ke sidang temen gua yang anak Ekonomi di FE, gua diceburin ke kolam makaranya sama temen-temen kostan gua! Hadeuh, emang sih itu tradisi anak-anak di sana kalo ada yang baru aja selesai sidang dan dinyatain lulus sama pengujinya. Lah gua? Anak FE bukan, sidang juga udah lewat dari hampir dua minggu yang lalu. Ngga nyangka bener euy!


setelah insiden

Alhasil, yang tadinya dari FE mau lanjut ke Psiko buat ngerjain revisi skripsi jadi ngga jadi deh. Ya iya lah, habis diceburin gitu ya pasti gua mesti balik lagi dulu ke kostan buat mandi dan ganti baju, pokoknya bersih-bersih deh. Secara air di kolam  makaranya itu ngga tau udah bekas apaan aja, ijo-ijo gitu warnanya. Aseeeem!

p.s.: Setelah balik lagi ke kostan dan udah bersih-bersih, niat gua buat revisian di kampus jadi hilang. #alibi

Senin, 02 Juli 2012

Ckckck

Potongan lirik lagu ini didengar dari dua pengamen anak-anak yang berbeda dalam suatu angkot yang sama.
"Merintih hati ini tanpa dirimu.
Haruskah ku mati tanpamu.." 
"Maafkan aku tidak memilihmu sayang.
Kedua orang tuaku tak suka padamu."
Ck ck, dasar anak-anak zaman sekarang ya. Terlalu cepat dewasa. #soktua

Minggu, 01 Juli 2012

Diary Depresiku

Sebenernya ada suatu lagu yang bikin gua penasaran sejak lama. Lagu ini cukup sering rasanya gua denger dibawain sama pengamen, entah itu di bis ataupun angkot. Karena liriknya kayanya menarik, makanya gua penasaran. Nah, pada satu waktu, gua denger lagu itu di radio. Dalem hati, gua mikir, "Oh, ternyata emang ada beneran ya lagunya! Gua pikir cuman karangan pengamen doang.".

Kebetulan sekitar dua-tiga hari yang lalu, gua denger temen gua nyanyi lagu itu. Jadi gua tanya aja itu lagu apaan. Ternyata judulnya 'diary depresiku', yang bawain band namanya 'last child'. Ini nih lirik lagunya. Kalau penasaran, unduh aja sendiri ya. Haha.
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yang ku harap tiada pernah terjadi 
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami  mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Di saat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki 
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan 
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Di saat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan 


(lirik lagu diambil dari: http://gudanglagu.com/l/last-child/last-child-diary-depresiku/)